PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Medinah mulai kebanjiran pasien. Utamanya dari kalangan jemaah calon haji (JCH) lanjut usia (lansia). Jemaah yang punya riwayat penyakit sebelum berangkat mulai banyak yang bermasalah kesehatannya.
Beberapa di antaranya alami penurungan ingatan, yang dalam istilah medisnya disebut dimensia. Mereka ini mendapat pengawasan khusus dari tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sejak tiba di penginapan.
Banyak pula jemaah haji Indonesia yang tersasar. Terutama para jemaah lansia. Hampir setiap hari selalu saja ada jemaah yang tersesat. Rata-rata mereka bingung saat hendak keluar Masjid Nabawi gara-gara lupa di mana pintu saat kali pertama masuk.
Kepala Seksi Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi Ahmad Hanafi menjelaskan, fenomena tersebut memang sudah diprediksi. Sebab, ramainya situasi di Medinah membuat jemaah rawan kebingungan. ”Karena itu, PPIH menempatkan tim khusus di sektor Masjid Nabawi,” ungkapnya.
Banyak temuan lain perihal kondisi kesehatan jemaah yang membutuhkan perhatian khusus dari PPIH Arab Saudi. Situasi tersebut memang sudah diantisipasi sejak awal. Sebab, dari 213 ribu JCH reguler, 21 persen di antaranya atau sebanyak 45.678 orang telah berusia di atas 65 tahun alias memasuki kategori lansia.
BACA JUGA:Persiapan Fisik dan Mental JCH OKI Menuju Tanah Suci, Kemenag OKI Wanti-wanti Hal Ini!
BACA JUGA:Tunggu di Atas Jembatan dan Pinggir Sungai, Kebiasaan Masyarakat Perairan OKI Lepas JCH
Kasi Kesehatan KKHI Daker Medinah Firdaus mengatakan, pemeriksaan kesehatan jemaah sudah dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan. ”Kelayakan kondisi kesehatan menjadi syarat istitaah (mampu berhaji),” bebernya.
Namun, ada banyak faktor yang membuat kondisi kesehatan jemaah rrawan berubah hingga menjelang keberangkatan ke Arab Saudi. ”Karena itu, kami berusaha mempersiapkan penanganan kondisi kesehatan seluruh jemaah,” kata dia.
Firdaus menyebutkan, kesehatan lansia mendapat prioritas pengawasan dari tim kesehatan haji. ”Selain itu, kami menyiapkan obat-obatan bagi para jemaah,” katanya. Total sebanyak 62 ton obat sudah didatangkan ke Tanah Suci. Terdiri dari obat vital, esensial, dan nonesensial.
”Sebagian obat kita tambah. Salah satunya obat vital seperti obat jantung, kita tambah 20 persen,” jelasnya. KKHI juga menyiagakan 26 dokter dan 36 perawat. Mereka dilengkapi fasilitas ruang instalasi gawat darurat (IGD), ruang high care unit (HCU) berkapasitas delapan bed, serta ruang rawat inap.
Tim kesehatan juga menyiapkan ruang khusus psikiatri bagi para JCH yang berpotensi mengalami gangguan ingatan. ”Skrining masalah ini sudah dilakukan di Indonesia. Tapi, di Arab Saudi, gejalanya bisa baru muncul, ” tandasnya.
BACA JUGA:Lepas 270 JCH Muba , Pj Bupati Sandi Fahlepi Minta Jemaah Jaga Kesehatan
Data dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, sudah lebih dari 40 ribu jemaah tiba di Medinah. Jemaah harus menjaga kesehatan untuk mencegah tertular sejumlah penyakit selama melakoni rangkaian rukun Islam yang kelima itu.