JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2024 telah berlangsung dengan baik selama beberapa hari terakhir.
Sejauh ini, tak ada adanya insiden kecurangan yang terjadi, termasuk tindakan joki selama pelaksanaan ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu.
Namun, pertanyaan muncul tentang bagaimana sebenarnya cara kerja joki UTBK SNBT tersebut? Nah, itu bisa sedikit terjawab pada kejadian tahun lalu.
Pada UTBK SNBT tahun 2023, sebuah video yang berisi pengakuan para joki UTBK-SNBT 2023 menjadi viral.
BACA JUGA:Hhmm! Ternyata Mahasiswi ITB yang Jadi Joki Tes CPNS di Lampung Tak Ditahan Polisi, Ini Alasannya
BACA JUGA:BIKIN KAGET! Joki Tes CPNS di Lampung Itu Ternyata Anak Seorang Pejabat Pemerintahan, Ini Posisinya
Dalam video tersebut, terlihat seorang pengawas ujian sedang memeriksa seorang peserta ujian.
Dari balik baju peserta tersebut, petugas menemukan sejumlah perangkat seperti kamera rekam, perangkat audio visual, dan ponsel.
Sementara itu, kamera ponsel tersebut diarahkan ke depan dan dilekatkan dengan lakban oleh pelaku.
Saat panitia UTBK bertanya, peserta mengakui bahwa mereka harus membayar sejumlah uang jika berhasil lolos ujian.
BACA JUGA:Inilah Top 20 Nilai UTBK SNBT Tertinggi Tahun Lalu, Peserta 2024 Wajib Baca
"Pernah orang tua Anda mendapat tawaran?" tanya petugas. "Bukan tawaran, nanti setelah lulus baru bayar," jawab peserta.
"Jadi, jika sudah lulus harus bayar, berapa nominalnya?" tanya petugas lagi. "Mencapai Rp 500 juta," tambah peserta tersebut.
Bayaran untuk joki tersebut setara dengan harga satu mobil mewah.
Pada tahun sebelumnya, joki-joki tersebut tertangkap oleh panitia Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2023 di Universitas Sumatera Utara (USU).
BACA JUGA:Inilah 10 Provinsi Terbanyak Pesertanya Lulus UTBK SNBT, Pendaftar 2024 Wajib Tau Nih!
Mereka berhasil mengamankan 7 peserta UTBK yang tertangkap curang.
Wakil Rektor I USU, Edy Ikhsan, menyatakan bahwa pelaku curang tersebut terdiri dari empat peserta di Fakultas Kedokteran, satu di Fakultas Keperawatan, satu di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan satu lagi di Fakultas Psikologi.
Edy mengungkapkan bahwa selama proses ujian berlangsung, pengawas mulai curiga dengan perilaku para peserta tersebut.
Selain itu, dari hasil penyelidikan, diduga kuat ada sindikat yang membantu para peserta untuk berbuat curang.
"Pola tindakan yang mereka lakukan menunjukkan adanya jaringan. Alat yang digunakan dan pakaian yang dikenakan," tambah Edy.
Kejadian serupa juga terjadi di Pusat UTBK SNBT Bengkulu.
Seorang peserta yang tertangkap curang saat pelaksanaan UTBK SNBT di Universitas Bengkulu (UNIB) ternyata menggunakan jasa joki.
Peserta tersebut bahkan telah membayar uang muka sebesar Rp 20 juta kepada joki agar dapat lolos masuk Fakultas Kedokteran.