PALEMBANG – Menjadi seorang ibu membuat Sri Junita (30) berusaha memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, Radika (5). Maklum ia bersama sang suami tergolong sulit mendapat anak. Keduanya harus menunggu 4 tahun usai menikah 2016 lalu, sampai Junita hamil. Pasangan ini menempuh program Inseminasi Buatan di salah satu klinik di Kota Palembang.
“Dua kali kami inseminasi. Pertama gagal, padahal biayanya sangat besar Rp8 juta sekali program. Tapi yang kedua Alhamdulillah berhasil dan lahirlah Radika,” terang Warga Jl Tapak Siring, Lorong Serdang RT 24, Talang Betutu ini.
Junita pun merawat Radika sebaik-baiknya, termasuk menjaga kesehatannya dari potensi penyakit menular. Makanya lulusan D3 Analis Kesehatan ini paham betul demi hindari hepatitis, polio, campak, rubella yang bisa menyerang anak ketika antibodi lemah, perlu imunisasi rutin dan lengkap bagi Radika.
“Sejak bayi, Radika sudah saya berikan imunisasi di puskesmas/faskes. Gratis atau tanpa biaya sama sekali,” ungkapnya. Mulai dari imunisasi Hepatitis B, DPT, BCG, HiB, Polio, dan seterusnya sesuai jadwal rutin. Walau kadang ia sempat khawatir pasca disuntik, Radika demam atau mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).
BACA JUGA:Lindungi Buah Hati Dengan Imunisasi Lengkap, Awas Polio Seperti Gunung Es
BACA JUGA:Imunisasi Disertai Efek Samping, Dinkes Klaim Kasus Adibah Tidak Terkait Imunisasi
Diketahui imunisasi merupakan suatu proses pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit melalui pemberian vaksin secara oral (diminum/tetesan) atau dengan suntikan. Tujuannya mencegah risiko penyakit, kecacatan, atau kematian, sehingga anak tumbuh kembang dengan baik tanpa terkena serangan penyakit.
Di tahun 2022, Kementerian Kesehatan RI menambah imunisasi rutin wajib di Tanah Air dari 11 antigen menjadi 14 antigen vaksin. Tiga imunisasi yang ditambah yakni PCV, Rotavirus, HPV. Jadwal pemberian imunisasi sejak anak usia 0-6 bulan untuk vaksin Hepatitis B, DPT, BCG, HiB, Polio, PCV, dan Rotavirus (imunisasi dasar lengkap/IDL).
Selanjutnya usia 6-12 bulan, anak diberikan vaksin Influenza, Japanese Encephalitis (JE), dan MMR. Di usia 12-24 bulan, anak mendapat imunisasi Hepatitis A dan Varisela. Sementara usia 2-18 tahun vaksin Tifoid dan Dengue. Dr Fifi Sofiah SpA (K), Konsultan Respirologi Anak di RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang mengakui imunisasi sebagai upaya mencegah penyakit menular melalui vaksinasi.
“Vaksin merangsang sistem imun membentuk zat antibodi di dalam tubuh sehingga terjadilah imunitas (kekebalan) terhadap penyakit. Antibodi inilah yang melindungi tubuh di masa mendatang,” terang dr Fifi. Dengan begitu imunisasi pada bayi dan anak melindungi tubuh dari serangan dan ancaman bakteri/virus. Para orang tua tak perlu cemas lagi ancaman penyakit menular berbahaya seperti cacar, campak, hepatitis, polio.
BACA JUGA:Bayi Meninggal Usai Imunisasi, Ayahnya Gugat Pejabat Kota Palembang, Ini Kata Tim Hukum
BACA JUGA:Ahli Ungkap Cara Kerja dan Efek Samping Imunisasi pada Anak, Ini Yang Harus Diketahui Orangtua
“Tanpa penyakit, kualitas tumbuh kembang anak-anak kita menjadi lebih baik dan produktif,” lanjutnya. Perlu pula diketahui, kekebalan tubuh bukan hanya melindungi anak sendiri, juga seluruh masyarakat dengan tidak terinfeksi virus dan tidak menularkan penyakit. Makanya imunisasi ikut membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Pemberian vaksin, terang dr Fifi, bisa dilakukan sesuai jadwal imunisasi supaya optimal. Misalnya vaksin Hepatitis B0 diberikan sejak bayi lahir hingga usia 7 hari. “Virus Hepatitis B penyebab utama penyakit hati yang serius,” tegasnya. Meski ia tak menampik, vaksin hepatitis juga berpotensi menyebabkan KIPI. Namun umumnya efek samping jarang terjadi. Jika ada, biasanya berupa demam atau nyeri ringan dan hanya berlangsung 1-2 hari.
Efek samping ini tergolong normal sebagai bentuk respon tubuh mengenali antigen vaksin untuk pembentukan kekebalan baru. "Jangan panik jika terkena KIPI, lakukan penanganan awal dan segera bawa ke dokter jika tidak teratasi di rumah,” tuturnya. Orang tua harus memahami tujuan imunisasi serta perbandingan risiko efek samping dan bahaya penyakit yang dapat dicegah. Pahami pula jenis-jenis vaksin dan manfaatnya, serta upayakan bayi/anak dalam kondisi sehat sebelum diimunisasi. (fad)