JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Baru sehari berselang peringatan hari pendidikan (Hardiknas) 2 Mei 2024, terjadi lagi kekerasan di dunia pendidikan. Seorang mahasiswa tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, berinisial P (19), meninggal dunia secara tidak wajar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ada tanda-tanda kekerasan pada sekitar ulu hati korban. Diduga dia menjadi korban seniornya. “Ada luka bekas kekerasan, bagian sekitar ulu hati. Bukan benda tumpul, tapi luka tumpul,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Jumat, 3 Mei 2024.
Polisi masih menyelidiki kasus kematian mahasiswa STIP Jakarta itu. Jenazah korban sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati, untuk mengetahui sebab kematiannya. “Kami masih melakukan pemeriksaan laboratoris secara forensik, dilakukan pemeriksaan visum oleh dokter yang berkompeten,” ujarnya, dikutip dari disway.id.
Kasus ini mengemuka setelah pihak Polres Metro Jakarta Utara, mendapat laporan dari RS Taruma Jaya, bahwa adalah siswa STIP yang meninggal dunia. “Kami melakukan penelusuran dan koordinasi dengan pihak sekolah, memang benar yang bersangkutan siswa STIP yang ada di Cilincing,” ungkapnya.
Terkait penyelidikan kasus ini, polisi sudah mengamankan beberapa orang senior korban untuk dimintai keterangannya. "Sambil berjalan ini, kami mungkin hari ini bisa memeriksa 10 orang lebih untuk menceritakan peristiwa yang terjadi," ulasnya.
BACA JUGA:Pemkab Muba Peringati Hardiknas ke-77, Kenalkan Metode Gasing, Tingkatkan Numerasi dan Literasi
BACA JUGA:Momen Hardiknas 2024: Menag Yaqut Cholil Qoumas Dukung Program Merdeka Belajar
Nantinya akan mengerucut untuk mengarah pada siapa yang diduga melakukan kekerasan terhadap korban. Pihaknya sudah melakukan Olah TKP, dan mengamankan rekaman CCTV. Rekaman CCTV menjadi modal penting bagi polisi, untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Dari penyelidikan sementara, dugaan penganiayaan terhadap korban dilakukan seniornya dari mahasiswa tingkat 2. Diduga dilakukan di kamar mandi lingkungan kampus. “Itu kegiatan per orangan mereka, tidak dilakukan secara terstruktur maupun kurikulum,” bebernya.
Terpisah, Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto, menjelaskan jenazah P tiba di Instalasi Forensik RS Polri Kramatjati, sekitar pukul 17.23 WIB. "Kami masih menunggu surat permintaan visum (SPV) tertulis dari penyidik, sebagai prosedur baku pemeriksaan kami," ucapnya sore kemarin.
Dia berharap SPV itu cepat diterima dari pihak penyidik. “Jika tidak ada SPV dari pihak penyidik kepolisian, maka tim belum bisa memeriksa jenazah P,” pungkasnya. (*/air)