Warga menuturkan, karena sulitnya ekonomi warga pasca banjir luapan, tidak sedikit warga berniat memutuskan pendidikan anak anaknya.
Kondisi itu terjadi, karena sulitnya akses dan Pemenuhan kebutuhan ekonomi, terlebih lagi 90 persen mata pencarian warga berada di seberang aliran sungai.
Kondisi itu dibenarkan Kepala Desa Sukamenang Alfatah, dia mengaku memang sudah ada kabar baik dari Pemerintah Daerah yang akan membangun jembatan belly.
BACA JUGA:Tak Kuat Nanjak, Truk Muatan Batu Bata Dihantam Kereta Babaranjang di Muara Enim
Pembangunan itu akan dilakukan, sekitar bulan 8 Agustus 2024.
"Tapi soal kesulitan akses dan ekonomi itu memang benar terjadi. Harga harga barang disebrang sana itu naik semua. Karena sesuai resiko saat membawa produk itu masuk tidak mudah," bebernya.
LDia mengatakan, sumberpenghasilan warga di Desa Mereka memang berada di seberang aliran sungai.
Bagi warga yang sudah mapan, tentunya kenaikan harga tidak menjadi masalah. Tapi bagi yang miskin itu serba susah.
"Harapan kami Pemerintah bisa memperbaiki terlebih dahulu jembatan gantung. Ini sebagai sara penghubung, anak anak bisa lewat sekolah dan yang berdagang bisa masuk pakai motor," katanya.
BACA JUGA:Tak Kuat Nanjak, Truk Muatan Batu Bata Dihantam Kereta Babaranjang di Muara Enim
BACA JUGA:PENGUMUMAN, Kemenag Gelar Penyuluh Agama Islam Award 2024, Simak Persyaratan dan Tahapannya Di Sini!
Alfatah menuturkan, kondisi jembatan gantung di desa mereka memang ikut terdampak banjir luapan. Namun untuk kondisi pondasi, tali seling masih utuh dan tidak alami kerusakan.
"Kerusakanya hanya terjadi di geladak, itu masih bisa diperbaiki dengan cepat. Harapan kami jembatan gantung ini di prioritas, sambil menunggu jembatan bally dibangun," harapnya.
Kepala desa juga mengungkapkan, jika Bupati Muratara H Devi Suhartoni menyampaikan untuk membangun jembatan permanen tentunya memerlukan dana yang tidak sedikit.
Namun itu akan diusahakan Pemerintah Daerah dan kemungkinan bisa dilakukan dianggaran 2025 mendatang.