LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID – Lahan persawahan yang ada di Kelurahan Batu Urip Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau kini diserang wereng batang coklat (WBC).
Intensitas serangannya tak terlalu tinggi yakni hanya 1,2 persen dari lahan seluas 5 hektare.
Tetapi jika tak segera dikendalikan, hama WBC bisa meningkat. Ini berbahaya mempengaruhi produksi padi.
‘’Saat ini tanaman padi berusia sekitar 44 hingga 52 hari setelah tanam dengan varietas tanaman yang ditanam yakni cohering, ciliwung dan muncul,’’ ujar Nia Lia Agustini, petugas PPEP PPOT.
BACA JUGA:Bikin Termotivasi dan Semangat Mengurus Persawahan
BACA JUGA:Saluran Irigasi Ancam Persawahan
Dikatakan, WBC menyerang dengan cara mengisap cairan di bagian pelepah daun. Tanaman yang terserang akan mengalami gejala kerusakan seperti daun menguning dan pangkal batang berwarna coklat kehitaman.
‘’Jika serangan tinggi tanaman akan mengering seperti terbakar (hopperburn),’’ katanya.
Selain WBC, lanjutnya, juga ditemukan Penggerek Batang Padi dengan luas serangan 0,15 hektare dan intensitas serangan 1,6 persen.
‘’Penggerek Batang Padi menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga menjelang panen.
BACA JUGA:Manfaatkan Lahan, KWT Hasilkan Rp11 Juta
BACA JUGA:Lakukan Sanitasi Lahan, Pantau Perkembangan OPT
Gejala serangan pada stadia vegetatif disebut sundep dan gejala pada stadia generatif disebut beluk,’’ ujarnya yang menemukan musuh alami hama yakni laba-laba, kumbang koksi, capung dan paederus.
Bagi petani, Nia merekomendasikan untuk melakukan pengendalian Penggerek Batang Padi dengan menggunakan APH Beauveria bassiana.
Lalu, untuk pengendalian WBC dengan menggunakan APH Metharizium. ‘’Lakukan juga sanitasi lingkungan dan pemupukan berimbang,'' ujarnya.(sms)