Misalnya, semangat mengerjakan tugas dan kegiatan sekolah mereka.
Cara lainnya adalah dengan membuat rencana liburan selanjutnya.
Hal ini bertujuan agar anak tidak terpaku pada perasaan tertekan saat harus kembali ke sekolah.
Tetapi, kata dia, ada kalanya sang buah hati mengalami masalah terkait emosi dan bisa jadi bukan termasuk gangguan post holiday blues.
Psikolog dari Anastasia & Associate, Novia Sri Parindu Purba, M.Psi. mengatakan emosi sebagai perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap penting.
Emosi memiliki bentuk beragam, yakni rasa senang, takut, marah, dan sebagainya.
Karenanya, orang tua perlu mengetahui karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang dewasa.
BACA JUGA:Orangtua Wajib Tau, Perhatikan Gizi Anak Agar Siap Kembali ke Sekolah
BACA JUGA:Peringatan bagi Orangtua, Ini Efek Kalimat Destruktif Terhadap Psikologis Anak
Karakteristik emosi pada anak, antara lain berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba, terlihat lebih kuat, bersifat sementara, lebih sering terjadi, dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya, dan reaksi pada anak mencerminkan individualitasnya.
“Dengan demikian, orang tua juga harus belajar untuk mengenal emosi si anak,” ujar Novia.
Ia pun membagikan kiat yang dapat dilakukan orang tua saat sang buah hati mengalami perubahan emosi.
Orang tua dapat mengajarkan anak mengenai regulasi emosi karena anak memerlukan pengalaman dalam mengatur emosi.
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk melakukan kontrol atas keadaan emosi sendiri.
Regulasi emosi diperlukan agar anak dapat mengontrol serta mengarahkan ekspresi emosional mereka, sehingga anak dapat menjaga perilakunya ketika muncul emosi-emosi kuat pada dirinya.(lia)