SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Mewabahnya penyakit ngorok atau virus Septicaemia Epizootice (SE) berdampak pada perkembangbiakan ternak kerbau dan sapi di Sumatera Selatan.
Di Kabupaten Ogan Ilir, sudah 3 ekor kerbau yang terlapor mati karena serangan penyakit SE yang mewabah tersebut.
Sehinggga untuk mengantisipasi meluasnya virus SE, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskpertan) Ogan Ilir mulai melakukan vaksinasi hewan ternak masyarakat.
Kepala Diskpertan Ogan Ilir, Abi Bakrin melalui Staf bidang peternakan Taufiq Ismail membenarkan untuk di Ogan Ilir sendiri telah ada tiga kasus kerbau yang tewas terjangkit virus tersebut.
BACA JUGA:Heboh Ratusan Kerbau di OKI Mati Mendadak: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!
BACA JUGA:Terungkap, Ternyata Ini Penyebab 431 Kerbau di OKI Mati Mendadak, Waspadalah!
"Selain tiga kerbau yang mati terjangkit virus tersebut, ada 25 ekor kerbau yang terlapor ke kami yang di potong. Hal ini dilakukan agar tidak merugi lebih besar," ujar Taufiq. Selasa 16 April 2024.
Ia mengatakan, kurang lebih 300 ekor kerbau dan sapi di Ogan Ilir telah dilakukan vaksinasi.
"Hal ini bertujuan memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. "Bukan hanya kerbau vaksinasi tersebut juga dilakukan terhadap sapi," katanya.
Dikatakan Taufik, daging yang kerbau yang telah terjangkit tidak memiliki efek negatif sehingga masih layak untuk konsumsi.
BACA JUGA:450 Ekor Kerbau di Vaksin
BACA JUGA:Ini yang Dilakukan Disbunak OKI Mengantisipasi Virus SE, 450 Ekor Kerbau di Vaksin
"Alhamdullah untuk penyekit SE daging kerbau yang terjangkit masih dapat dan aman dikonsumsi oleh manusia," katanya.
Lanjutnya, terdapat empat wilayah atau titik sentra peternakan kerbau tersebar di wilayah Kecamatan Indralaya Utara, Indralaya Selatan, Tanjung Raja dan Pemulutan Barat.
"Kita terus aktif melakukan vaksinasi dan menawarkan vaksinasi kepada para petani dan peternak. Untuk hari ini ada dua lokasi yang kita lakukan vaksin," ungkapnya.
Sementara itu, seorang peternak kerbau asal Desa Sejaro Sakti, Erlan mengatakan bahwa untuk ternak kerbaunya sejauh ini belum ada yang terjangkit. Meskipun begitu, dirinya telah mevaksinasi semua ternaknya.
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Serang Ternak Kerbau
BACA JUGA:Terungkap! Ini Penyebab Kematian Misterius Kerbau di OKI
"Untuk tanda tanda terjangkitnya virus SE ini awalnya nafsu makan berkurang, keluar air liur, badanya keluar keringat setelah itu kerbau keluar suara atau ngorok sesak nafas. Setelah ngorok paling lama sekitar 2 jam kerbau tersebut langsung mati," ungkapnya.
Erlan berharap virus SE ini dapat secepatnya ditanggulangi agar para peternak dapat leluasa dalam peternak yang menjadi penghasilan tambahan disamping bertani.
"Vaksinasi sendiri gratis. Bagi peternak ada yang secara sadar mengajukan untuk di vaksinasi ada juga yang dari petugas. Dikandang kita ada sekitar 62 ekor sudah di vaksin, kecuali yang baru lahir tidak di vaksin karena ditakutkan imunya belum mampu bertahan," jelasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), peternak yang berada di Desa Bansal dan Desa Kuro Kecamatan Pampangan melakukan patroli malam secara bergilir mengecek kandang dan persawahan tempat kerbau di liarkan.
BACA JUGA:19 Ekor Kerbau Mati Terserang Virus SE, Akibat Kerbau Belum Di Vaksin
BACA JUGA:Agar tak Gagal Paham, Ini Perbedaan Daging Sapi dan Kerbau
Ali Hanafiah warga sekaligus Sekdes Kuro Kecamatan Pampangan mengaku, ia dan peternak lainnya sekarang ketar-ketir dengan kondisi banyaknya kerbau yang mati ini.
"Akibat kejadian tersebut saya sudah merugi Rp45 juta karena tiga ekor kerbau sudah mati,"terangnya kemarin 16 April 2024.
Sebenarnya ada empat ekor tapi beruntung satu ekor kerbau yang beratnya 120 kg masih bisa diselamatkan. Karena setelah melihat kondisinya lemah dan tertular virus langsung dilakukan pengobatan.
Sekarang kondisinya masih lemah tapi sudah jauh membaik. Karena pada saat itu kebetulan ada dokter hewan asli warga Desa Bansal pulang kampung, jadi ia langsung meminta bantuan kepada dokter tersebut.
BACA JUGA:Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau Mengukir Sejarah Marga Empat Suku Negeri Agung di Lahat
BACA JUGA:Terserang Virus, Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Muratara
"Karena banyaknya kerbau yang mati akibat virus tersebut harganya anjlok sekarang untuk kerbau yang masih sempat disembelih hanya dibeli Rp1,5 juta hingga Rp4 juta/ekor," tuturnya.
Dijelaskannya, untuk di wilayahnya sudah sekitar 12 ekor kerbau mati. Mengantisipasi kejadian tersebut pihaknya disaranakan dokter hewan untuk membeli 24 botol dengan harga Rp550 yang mana tiap botol hanya untuk 10 ekor kerbau.
Kemudian dari Dinas Perkebunan dan Peternakan OKI melakukan vaksin massal beberapa waktu lalu. "Semoga saja tidak lagi bertambah kerbau yang mati karena virus ini," katanya.
Ia juga mengakui kalau sudah terserang virus kerbau akan mengeluarkan liur dan ngorok. "Sudah dari ngorok paling enam jam kerbau akan bertahan dan langsung mati," tandasnya.
BACA JUGA:Terima 6.000 Dosis Vaksin Kerbau
BACA JUGA:Warga Serbu Daging Kerbau Frozen
Kepala Disbunak OKI, Dedy Kurniawan mengaku telah melakukan sosialisasi dengan peternak di Desa Kuro untuk melakukan tindak lanjut melalui vaksin ini harus mendapat dukungan semua peternak kerbau.
Di Kabupaten Lahat guna mengantisipasi mewabahnya penyakit tersebut telah melakukan vaksin. Sebanyak 1.392 ekor kerbau dan 8.583 ekor sapi dilakukan vaksin.
Kadis TPHP Lahat Ety Listina SP melalui Kabid Peternakan dan Keswan Adi Sulistiono, menjelaskan, populasi kerbau dan sapi di Kabupaten Lahat cukup tinggi.
"Karena itu, kami terus melakukan vaksin," katanya. Adanya virus dan penyakit tersebut membutuhkan perhatian serius dalam upaya pencegahan dan pengendaliannya.