https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Heboh Ratusan Kerbau di OKI Mati Mendadak: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Ratusan Kerbau di OKI Mati Mendadak. Foto: nisa/sumateraekspres.id--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Tercatat ratusan kerbau mati di kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), dalam beberapa hari terakhir ini.

Sebelumnya kejadian sama terjadi di di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam dan Desa Tanjung Batu, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), tercatat puluhan ekor kerbau mati. Apa penyebab matinya ratusan kerbau di OKI?

Ketua perhimpunan dokter hewan Indonesia (PDHI) cabang Sumatera Selatan, Dr. Drh. Jafrizal, MM., melihat gejala penyakit yang menyerang ratusan  ekor kerbau sama yakni penyakit ngorok.

“Gejalanyo samo, tetapi belum ada konfirmasi laboratorium. Namun, secara klinis gejalanya sama nyaris 90 %. Ini kita dapatkan dari  info dokter yang di lapangan,” ujarnya, Minggu 14 April 2024.

BACA JUGA:Terungkap, Ternyata Ini Penyebab 431 Kerbau di OKI Mati Mendadak, Waspadalah!

BACA JUGA:PEMBERITAHUAN: Beasiswa Desamind 2024 Bagi Mahasiswa D3 dan S1 Telah Dibuka, Ini Persyaratannya

Bahkan PDHI cabang Sumatera Selatan juga mencatat berdasarkan info dokter di lapangan sudah terdata ratusan ekor kerbau yang mati.

Dia juga menjelaskan penyakit yang menyerang kerbau tersebut dalam bahasa latinnya Septicaemia Epizootica atau penyakit ngorok adalah suatu penyakit menular yang disebabkan bakteri Pasturella multocida Serotype 6B yang menyerang ternak seperti kerbau, sapi, babi, kambing, biri-biri, rusa dan kuda di Indonesia.

"Juga penyakit ini termasuk  di provinsi Sumatera Selatan," ujarnya.

Penyakit tersebut tidak atau bukan virus, tapi bakteri, akan tetapi sangat menular.

Penyakit ini memang endemik di Indonesia termasuk di Sumsel.

BACA JUGA:Auto2000 Kawal Mobilitas Selama Momen Lebaran 2024

BACA JUGA:Peduli Korban Kebakaran, Pj Bupati OKU Salurkan Bantuan Sembako dan Peralatan Tidur

Secara normal bakteri Pasteurella multocida merupakan penghuni normal pada saluran pernafasan bagian atas dan bila terjadi gangguan keseimbangan fisiologis hewan ternak, agens penyakit dan lingkungan maka bakteri akan  menjadi ganas sehingga menimbulkan penyakit Septicaemia Epizootica. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan