PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Orang tua yang memiliki anak-anak usia Balita dan Remaja, dalam tumbuh kembang anak dan pembentukan karakter dilarang untuk sering marah apalagi sampai membentak anak.
Saat anak sering dimarahi karena kekeliruan yang ia lakukan (misalnya saat membuat kesalahan dalam mengerjakan tugas sekolah), maka keyakinan dalam dirinya pun dapat terhambat.
Anak dapat menjadi tidak percaya diri karena merasa selalu gagal dan tidak mampu memenuhi ekspektasi ortunya.
Anak belajar dengan me-modelling perilaku orangtuanya.
Terlalu sering memarahi anak dapat membentuk perilaku agresif dalam diri anak.
Adapun, anak jadi belajar menghadapi situasi yang tidak diinginkan dengan amarah.
BACA JUGA:Gagal SNBP, Tenang Masih Ada PTN Buka Jalur Rapor, Yuk Persiapkan Diri
BACA JUGA:Keunikan Kebiasaan Masyarakat Indonesia saat Lebaran Tiba
Saat orangtua sering memarahi anak, dengan dasar atau alasan untuk mendisiplinkan anak, maka anak melakukan sesuatu (mengikuti perintah yang ada) lebih karena dilandasi rasa takut, bukan karena memahami mengapa ia harus melakukan hal tersebut. Misalnya lari-lari terus dimarahi.
Pada akhirnya, karena perilaku anak lebih dilandasi rasa takut, maka anak pun akan berusaha agar ia tidak dimarahi.
Salah satunya bisa dengn perilaku berbohong (karena takut dimarahi).
Orang tua sebaiknya menanggapi perilaku tidak baik anak dengan cara tegas bukan keras. karena ingat, meskipun mungkin dianggap cara instant untum membuat anak mengikuti perkataan ortu (karena takut tadi).
BACA JUGA:Yuk, Bunda! Ajarkan Si Kecil Puasa dengan Gembira, Ini Langkahnya!
BACA JUGA:Kisah Nabi Hud AS: Azab Allah SWT bagi Kaum Ad yang Sombong dan Menyembah Berhala!
Namun pemahaman moral dalam diri anak tersebut pun akan sulit terbentuk dengan baik.