Ratusan Gajah Masuk Permukiman, Warga Desa Trianggun Jaya Resah

Kamis 14 Mar 2024 - 19:42 WIB
Reporter : Izul
Editor : Edi Sumeks

MUSI RAWAS - Ratusan gajah liar yang memasuki permukiman kembali terjadi. Kali ini membikin warga Desa Trianggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas (Mura) resah. Keberadaan gajah liar menimbulkan konflik dengan warga setempat.

Edi, warga kecamatan Muara Lakitan, Mura mengakui sering terjadi konflik antara manuasia dan gajah liar sejak 2016 lalu. Di mulai dari perluasan areal PT MHP yang bergerka di bidang penyediaan bahan baku perkayuan dan pembangunan jalan batu bata yang membelah hutan lindung di wilayah Muba-Jambi.

"Sejak itu banyak kasus konflik antara warga sama hajah, sebelumnya idak pernah ado timbul masalah itu. Sekarang kabar gajah masuk permukiman di Muara Lakitan itu nemen," katanya.

Ia berharap, sejumlah pihak yang berwenang baik dari Polhut, BKSDA, Pemprov Sumsel, Pemkab Mura agar turun tangan mencarikan solusi terkait konflik warga dan Satwa liar tersebut.

BACA JUGA:Ini Dia Manfaat Rumput Gajah yang Perlu Diketahui, Salah Satunya Cegah Longsor

BACA JUGA:Ternyata, Penerimaan Pelajar Sumatera Selatan Di Universitas Gajah Mada Terus Meningkat

"Warga Trianggun Jaya takut dan resah setiap harinya tanpa ada solusi dan tindak lanjutnya. Mohon pihak BKSDA dan jajarannya jangan ada korban lagi dari konflik ini," tuturnya.

Sementara itu, Kapolres Mura AKBP Andi Supriadi melalui Kapolsek Muara Lakitan, Iptu M Abdul Karim saat dikonfirmasi membenarkan jika adanya laporan warga yang resah soal gajah liar memasuki permukiman warga. 

"Kejadian di Triangun Jaya itu kemarin, ada gajah makan daun pisang di belakang rumah kepala desa. Gajah masuk permukiman warga," katanya.

Menurutnya, sebelumnya juga terjadi kasus serupa. Namun sejunlah unsur forkominda dan pihak perusahan maupun BKSDA sudah melakukan rapat bersama untuk mencarikan solusi.

BACA JUGA:Seekor Gajah Masih Berkeliaran, Jadi Tontonan Warga

BACA JUGA:Jembatan Putus, Warga Batu Gajah Kesulitan Beraktivitas

"Di wilayah itu memang sebagai habitat gajah liar, PT MHP kemarin menyediakan lahan sekitar 200 hektare untuk lokasi makan gajah liar. Kemungkinan gajah yang keluar ke permukiman itu gajah yang lepas dari koloninya," bebernya.

Ia juga mengaku, akan mengkoordinasikan kembali masalah itu dengan sejumlah pihak seperti BKSDA, Pemda Mura dan PT MHP sendiri. (zul)

 

Kategori :