SUMATERAEKSPRES.ID- Keindahan memikat bunga sakura, atau dikenal dengan istilah cherry blossom dalam bahasa Inggris, telah menjadi salah satu lambang khas dan warisan budaya yang membanggakan bagi Jepang, dikenal di seluruh penjuru dunia.
Namun, di balik kecantikannya, tersembunyi kisah panjang yang menjadikan bunga ini sebagai simbol nasionalisme dan kebanggaan bagi bangsa Jepang.
Sejarah bunga sakura sebagai simbol nasional Jepang bermula dari catatan sejarah kuno pada abad ke-7.
Pada masa itu, seorang biksu Buddha bernama Gyoki memperkenalkan bunga sakura pertama kali ke Jepang.
BACA JUGA:5 Negara yang Juga Terkenal dengan Bunga Sakura Selain Jepang, Tebak Ada Indonesia Gak
BACA JUGA:Penyerbukan Alami Dibantu Serangga, Tanaman Melon Mulai Berbunga
Bunga ini tidak hanya menjadi bagian dari upacara keagamaan Shinto, tetapi juga menarik perhatian bangsawan Jepang pada abad ke-9.
Keindahan dan keberanian yang dikaitkan dengan bunga sakura mulai mengakar dalam budaya bangsawan Jepang pada masa itu.
Dalam konteks kehidupan masyarakat Jepang pada zaman kuno, mekarnya bunga sakura di musim semi dihubungkan dengan awal tahun baru, yang menandai dimulainya musim tanam.
Dipercayai bahwa ada hubungan yang dalam antara bunga sakura dengan dewa padi, di mana kata "sakura" memiliki makna "tempat suci bagi dewa padi untuk tinggal".
BACA JUGA:Ini Tips Untuk Menanam Anggrek agar Rajin Berbunga
BACA JUGA:Bunga Hortensia, Bunga yang Bisa Berubah Warga, Begini Cara Menanamnya
Selain itu, legenda tentang putri Kono Hana Sakuya Hime yang menjaga barang suci di Gunung Fuji juga menjadi salah satu asal-usul nama "sakura".
Makna mendalam juga tersemat dalam budaya Jepang melalui bunga sakura. Konsep mono no aware, atau kesadaran akan kefanaan, tercermin melalui keindahan singkat bunga sakura yang hanya mekar selama beberapa hari sebelum akhirnya layu.
Hal ini mengajarkan manusia untuk menghargai setiap momen yang singkat dan berharga dalam kehidupan.