SERU. Cerita WNI Nyoblos di Luar Negeri. Momen Pemilu Jadi Ajang Berburu Kuliner Nusantara dan Silaturahmi

Senin 12 Feb 2024 - 15:39 WIB
Reporter : Martha
Editor : Martha

SUMATERAEKSPRES.ID-Menyalurkan suara dalam pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) serta pemilihan anggota legislatif (pileg) 2024 sudah lebih dulu dilakukan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Memang tidak serentak. Tapi sejak 5 Februari 2024 lalu, secara bertahap mereka mulai mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) yang disiapkan panitia pemilihan umum luar negeri (PPLN),

Sebut saja yang sudah nyoblos, di Australia, Hongkong, Arab Saudi dan Timur Tengah, Eropa selain UK, Amerika Selatan, Amerika Serikat, dan Timor Leste.

Salah seorang warga Indonesia yang telah mencoblos yakni Ning Mesuga. Dia asli dari Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),

BACA JUGA:Baru Kali Pertama Mencoblos? Ini Tata Cara Pencoblosan Pemilu 2024

BACA JUGA:Tips Sehat Bagi Para Anggota KPPS Saat Bertugas pada Pemilu 2024

Saat ini, Ning tinggal bersama suami dan anaknya di Den Haag, Belanda. Bersama para WNI bermukim di sana, dia telah menyalurkan suaranya.

Ning mengatakan, untuk TPS-nya tempat mencoblos berada di Brood Fabriek, Rijswijk. Menurutnya, Pemilu 2024 jadi ajang silaturahmi dan reuni WNI yang tinggal di Den Haag.

Menurutnya, pemilu kali ini lebih baik dari pemilu 2019 lalu. “Lima tahun lalu, kita di KBRI Den Haag itu antrenya sampai 4 jam, berdiri dan kehujanan,” kenangnya.

Pada pemilu 2024 ini, kedutaan besar Indonesia di Den Haag melakukan persiapan sangat baik.

BACA JUGA:Penipuan Berkedok Data TPS Pemilu 2024 Marak, Data Pribadi dan Rekening Dibobol

BACA JUGA:Pengawas Pemilu Kelurahan Bersama TNI-Polri Bersihkan Alat Peraga Kampanye

Tempat memilih dipilih sebuah area yang luas. “Jadi selain dipakai untuk mendirikan 7 TPS, sebagian area kosong untuk bazaar makanan. Jadi sambil menunggu giliran nyoblos, kita bisa kulineran,” beber Ning.
 
Dia pun menggambarkan sambutan antusias WNI di Den Haag yang ingin menyalurkan suara mereka. “Kemarin kita khusus datang ke Den Haag untuk mensukseskan Pemilu 2024,” bebernya.



Seperti WNI lain, Ning juga punya pilihan sendiri untuk sosok presiden dan wapres yang ia coblos. Dia tak mau membocorkannya.

Terlepas dari pilihan itu, dia berharap nantinya presiden dan waprs terpilih merupakan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA:LKPI Bakal Gelar Quick Count untuk Pemilu 2024

BACA JUGA:Pemilu 2024 : Antara Harapan dan Kekhawatiran

“Yang terbaik buat Indonesia pokoknya,” ujar dia. Ning juga menceritakan ketatnya proses pencoblosan di area TPS.

WNI yang akan masuk area TPS harus meninggalkan tas dan barang bawaan mereka di sebuah meja khusus depan pintu pencoblosan, di sana ada yang jaga.

“Kalau sudah nyoblos ada tinta biru di jari. Kalau sudah keluar area, tidak boleh masuk lagi,” bebernya.

Para pemilih juga tidak boleh berfoto di area TPS. Jadi, mereka bisa mengabadikan momen penting lima tahun sekali itu saat masih di ruang tunggu.

BACA JUGA:Viral di Medsos, Begini Cara Asyik Saat Pencoblosan Pemilu 2024, Jangan Golput Ya!

BACA JUGA:Giri Ajak Masyarakat Menangkan PDIP, Imbau Tidak Golput pada Pemilu 2024

Karena ada bazaar, maka suasana pemilihan jadi tidak membosankan. Mereka yang lapar atau haus bisa belanja dulu pada stand-stand kuliner yang ada di arena itu.

Kalau pun tidak mau makan di sana, para WNI bisa belanja untuk bawa pulang ke rumah.

Diceritakan Ning, semua jenis makanan nusantara dijual di arena bazaar tersebut. Mulai dari rendang, pempek, tekwan, sate padang, pecel madian dan jajanan tradisional lain.

“Kain batik dan jumputan Palembang pun ada dijual,” ungkap Ning. Namun dia tak sempat menanyakan harganya karena khawatir tak terdengar namanya saat dipanggil petugas pemilu.

BACA JUGA:Kemenkominfo Dan Bawaslu Tekankan Pentingnya Literasi Digital untuk Pemilu Damai

BACA JUGA:TERBUKTI! ASN Paling Banyak Tidak Netral pada Tahapan Pemilu 2024. 5 Daerah Ini Tertinggi

Ning sempat mengalami peristiwa unik dalam pencoblosan Pemilu 2024 kali ini. Saat dalam antrean di TPS, pemilih di depannya cukup lama berdiri di depan kotak suara.

“Ternyata dia berdoa di depan kotak suara itu. Mungkin mendoakan capres-cawapres jagoannya. Ya, jadi terpaksa menunggu sampai dia selesai doa,” bebernya.

Cerita lain datang dari Kusmiasih, warga asal Bandung, Jawa Barat yang tinggal dan bekerja 24 tahun lamanya di Malaysia.

Naik kursi roda, dia datang ke TPS di  WTC ditemani sang anak. “Sejak malam ibu gelisah, sulit tidur menunggu hari ini mau mencoblos,” kata anaknya.

BACA JUGA:Program JKN Memberikan Rasa Aman Bekerja Bagi Petugas Pemilu 2024

BACA JUGA:Jelang Pencoblosan 14 Februari, Yuk Kenali 5 Surat Suara Pemilu 2024

PPLN Kuala Lumpur melayani sekitar 474.000 pemilih. Antrean pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kuala Lumpur terlihat lumayan panjang sejak pagi.

Aksi dukung mendukung pun  belum berakhir,  Dua kelompok WNI pendukung dua pasang capres-cawapres sembai membawa berbagai alat peraga kampanye (AMPK) beradu yel-yel di luar gedung WTC.

Beruntung tak ada kericuhan dari aksi itu. Mereka hanya beradu jari sesuai kode nomor urut capres-cawapres yang diusung hingga beradu semarak pernak-pernik mulai dari kaos hingga kipas yang tercetak wajah capres-cawapres yang dijagokan.

Cerita tentang pemilu 2024 juga datang dari WNI yang tinggal di Australia. Salah satunya, Rifa'i.  Dia mengaku, pemilu kali ini merupakan pengalaman pertamanya mencoblos di luar negeri.

Kategori :