PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Salah satu hewan peliharaan yang memancarkan pesona dan memiliki latar belakang yang menarik adalah ikan cupang, atau dikenal juga dengan nama Betta splendens.
Meskipun sering kali ditemui sebagai hiasan di akuarium rumahan, ikan ini memiliki sejarah panjang yang melibatkan budaya, keberadaannya di alam liar, serta peran pentingnya dalam tradisi dan kehidupan manusia.
Asal usul ikan cupang membawa kita ke wilayah Asia Tenggara, terutama di negara Thailand.
Di sana, ikan cupang tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan biasa, tetapi juga memiliki peran kultural yang dalam.
BACA JUGA:Libur Telah Tiba! Berikut 7 Rekomendasi Kegiatan Asik di Hari Libur
BACA JUGA:7 Ratu Gaib Nusantara yang Memiliki Kisah Menarik dan Misterius, Siapa Saja Mereka?
Seiring berjalannya waktu, peran ikan cupang berkembang dari sekadar hewan peliharaan menjadi simbol budaya yang penting.
Misteri pertama yang melingkupi ikan cupang adalah sejarahnya sebagai hewan pertarungan.
Pada sekitar 150 tahun yang lalu, ikan cupang mulai dipelihara dan dilatih untuk bertarung dalam kontes yang populer di pedesaan Thailand.
Anak-anak sering kali mengumpulkan ikan cupang dari sawah dan menempatkannya bersama untuk menyaksikan pertarungan yang menegangkan antara ikan-ikan tersebut.
Dalam konteks ini, ikan cupang bukan hanya dianggap sebagai hewan peliharaan biasa, tetapi juga sebagai objek pertarungan yang memiliki nilai budaya dan tradisional yang kuat.
BACA JUGA:Suka Makan Ikan Asin? Ini Manfaat dan Efek Sampingnya Jika Dikonsumsi Berlebihan
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, peran ikan cupang mulai berubah. Popularitasnya tidak hanya terbatas pada lingkungan lokal di Thailand, tetapi juga menyebar ke negara-negara lain di Asia Tenggara dan kemudian ke Eropa serta Amerika Serikat.
Pada tahun 1840, Raja Siam mulai memberikan ikan cupang kepada orang asing, termasuk seorang dokter Denmark bernama Dr. Theodore Cantor.