BACA JUGA:Transformasi Pendidikan Vokasi, Insan Vokasi Pamer Hasil Karya di Vokasifest x Festival Kampus Merdeka
Dengan memanfaatkan teknologi imersif atau metaverse, para dosen bisa menghadirkan perkuliahan virtual, nyaris seperti di dunia nyata.
Dengan jumlah mahasiswa yang begitu banyak, kalau menerapkan kuliah tatap muka maka dia menghitung harus membutuhkan lahan sekitar enam hektar.
Tapi dengan sistem online atau virtual, perkuliahan cukup dikendalikan dari kantor pusat yang ada di Jogjakarta. Tidak makan tempat luas.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Bambang, Universitas Siber Muhammadiyah merupakan satu dari 174 perguruan tinggi di bawah bendera Muhammadiyah.
BACA JUGA:10 Perguruan Tinggi yang Lulusannya Cepat Dapat Kerja, Kampus Mana yang Terbaik?
BACA JUGA:5 Kampus Luar Negeri Idaman Para Pelajar Indonesia, Mana Favoritmu?
Kampus Universitas Siber Muhammadiyah ini dibangun untuk membantu negara mengatasi angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi yang masih rendah.
Kata Bambang, sampai saat ini APK pendidikan tinggi di tanah air baru sekitar 35 persen. Itu artinya dari seluruh lulusan SMA sederajat setiap tahunnya, hanya 35 persen yang bisa melanjutkan ke jenjang kuliah.
Masalah utama yang muncul adakan akses jarak dan tentu saja paling krusial adalah biaya. Dengan adanya PJJ berbasis online atau virtual, hambatan tersebut diharapkan bisa tertangani.
Rektor UT Ojat Darojat mengatakan, lahirnya perguruan tinggi jarak jauh (PTJJ) ini untuk mengatasi hambatan kuliah.
BACA JUGA:5 Perguruan Tinggi Terbaik Sumatera Selatan, Cek Kampusmu Masuk Ga
BACA JUGA:66 Kampus di Indonesia Resmi Kantongi Akreditasi Unggul, Berikut Daftarnya
Dia menegaskan tidak boleh lagi ada anak bangsa yang tidak bisa kuliah karena jarak dan biaya. ’’Di UT biayanya Rp 35 ribu per SKS,’’ katanya.
Meskipun biaya kuliahnya murah, Ojat menegaskan sistem belajarnya tidak murahan. Tapi dikawal dengan sistem penjaminan mutu yang kuat.
Dia menegaskan UT bisa sampai menjadi PTN Badan Hukum (PTN-BH) diantaranya berkat kolaborasi dan kerja sama dengan banyak pihak.(*)