PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Hamdalah berasal dari kata Al-Hamdu (الْحَمْدُ) secara bahasa artinya pujian. Secara istilah, Al-Hamdu yaitu pujian dengan lisan dan hati kepada yang Maha Pemberi Nikmat. (Fathul Qadir, 1/19)
Ketika ada orang yang pemurah, pemberani, dan penyayang maka akan disebutkan perilakunya lalu memujinya.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah mengatakan bahwa Alhamdulillah adalah pujian untuk Allah yang memiliki sifat-sifat yang Maha Sempurna dan perbuatanNya berlandaskan keutamaan dan keadilan.
Dan Allah terpuji dari berbagai sisi. (Tafsir Karimur Rahman, 1/27).
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Sriwijaya FC Raup 3 Poin Usai Hajar Perserang 3-0, Ini Posisi Laskar Wong Kito Saat Ini!
Oleh karena itu, kata Alhamdulillah menunjukkan bahwa Allah memiliki Nama-nama dan Sifat-sifat yang Tinggi dan Maha Indah agar hamba-Nya menetapkan sesuai yang pantas bagi Allah.
Sebagaimana Allah memuji diri-Nya sendiri, Dia-lah Dzat yang Maha Terpuji. Dan Allah mencintai pujian serta mencintai orang yang memuji kepada-Nya
1. Perbedaan As-Syukru dan Al-Hamdu
BACA JUGA:TOK! Jokowi Teken PP Kenaikan Gaji PPPK 2024, Cek Disini Besarannya, Alhamdulillah!
BACA JUGA:Alhamdulillah Terkumpul Rp169 Juta, Air Sugihan jadi Kecamatan Terbesar Bantu Donasi untuk Palestina di OKI
Para Ulama berbeda pendapat apakah antara As-Syukru (الشكر) dan Al-Hamdu (الحمد) sama atau berbeda. Diantaranya rincian sebagai berikut:
● Tidak ada perbedaan antara As-Syukru dan Al-Hamdu, keduanya sama. Inilah pendapat Ibnu Jarir Ath-Thabari.
● As-Syukru dan Al-Hamdu memiliki perbedaan dari dua sisi.
Pertama, Al-Hamdu hanya dilakukan secara lisan, sedangkan As-Syukru dilakukan secara lisan, hati, dan perbuatan.
BACA JUGA:Alhamdulillah! Stok Beras di Sumsel dan Babel Cukup 3 Bulan
Kedua, Al-Hamdu diucapkan ketika mendapatkan nikmat atau ujian, sedangkan As-Syukru diucapkan hanya sebatas pada nikmat yang diterima.
Oleh karena itu, Al-Hamdu lebih umum dibandingkan As-Syukru. Al-Hamdu diucapkan pada segala kondisi baik ketika mendapatkan sesuatu yang disenangi atau sesuatu yang tidak disenangi. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ». وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya menjadi sempurna amal-amal kebaikan)”.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa Pada Kecelakaan Tol Indralaya Prabumulih
BACA JUGA:Wong Palembang Ucap Alhamdulillah, Hujan yang Dinanti Akhirnya Tiba
Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan)”. (HR. Ibnu Majah no. 3803)
2. Kapan Hamdalah Sunnah untuk Diucapkan?
● Ketika mendapatkan nikmat, baik berupa nikmat islam, iman, ataupun nikmat yang lain. Apapun bentuk nikmat dan kondisi yang kita alami maka ucapkan hamdalah.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Dua Rumah Warga Dibedah
BACA JUGA:Alhamdulillah, Akhirnya Ada Angkutan Umum
● Ketika sedang khutbah Jum’at atau khutbah pernikahan.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْدُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan: “Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu… (Segala puji bagi Allah. Hanya kepadaNya, kami memuji dan meminta pertolongan.
Barangsiapa Allah beri petunjuk maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa Allah sesatkan maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.
BACA JUGA:Kompol Agus: Alhamdulillah, Hujan Sangat Membantu Kami
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Bantuan Kemanusian Warga Indonesia Tiba di Palestina. Masuk ke Gaza Lewat Gerbang Ini!
Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad hamba dan rasul-Nya).” (HR. Muslim no. 868 dalam Kitab Shalat Jumat)
● Selepas shalat fardhu, dibaca di waktu wirid/dzikir.
وَعَنْ كَعْبٍ بْنِ عُجْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :(( مُعَقِّباتٌ لاَ يَخِيبُ قَائِلُهُنَّ – أَوْ فَاعِلُهُنَّ – دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ: ثَلاثٌ وَثَلاثونَ تَسْبِيحَةً. وَثَلاثٌ وثَلاَثونَ تَحْمِيدَةً ، وَأرْبَعٌ وَثَلاَثونَ تَكْبِيرَةً )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,