Harga Beras 28 Provinsi Naik, Sumsel Masih di Atas HET, Pasokan Kurang Akibat Faktor Cuaca

Minggu 04 Feb 2024 - 20:49 WIB
Reporter : martha dan tim
Editor : Edi Sumeks

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga beras masih bertengger di level yang tinggi. Data Info Pangan Nasional hingga 3 Februari 2024 lalu mencatat, harga rata-rata nasional untuk beras premium dan medium kompak mengalami kenaikan.

Sejak 27 Januari hingga 3 Februari, tercatat harga rata-rata nasional untuk beras premium dari Rp15.230 per kilogram (kg) merangkak naik jadi Rp15.440 per kg. Sementara itu, harga beras medium dari Rp13.380 per kg terus naik hingga Rp13.570 per kg.

Dari update harga pada laman Badan Pangan Nasional (Bapanas), khusus di Provinsi Sumsel, beras premium eceran tercatat harganya Rp14.470/kg, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp12.800. Begitu pula beras medium eceran di angka Rp13.100, di atas HET yang hanya Rp9.450/kg. 

Untuk komoditas lain di Sumsel, cabai keriting tercatat di harga Rp66.800, jauh di atas HET yang hanya Rp37.000/kg. Cabai rawit merah ecerannya Rp48.160, di atas HET Rp40.000/kg. Bawang putih eceran Rp36.150, sedikit di atas HET Rp32.000/kg.

BACA JUGA:Ingatkan Penyaluran Beras Jangan Menyimpang

BACA JUGA:Ganjar Pranowo Blusukan ke Pasar KM 5, Ini Harapan Pedagang untuk Harga Daging dan Beras

Sedangkan untuk gula di eceran Rp16.830, lampaui HET Rp13.500/kg. Untuk minyak goreng kemasan sederhana di eceran Rp16.220, jauh lebih mahal dari HET yang hanya Rp11.000/liter. Sedangkan terigu curah Rp9.640, sedikit di atas HET Rp8.000/kg.

Adanya kenaikan harga beras ini diungkap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi. Menurutnya, meski ada pergerakan inflasi beras, tapi harga masih cukup terjaga. "Inflasi Indonesia itu salah satu yang terbaik di dunia. Namun, memang indeks komponen volatile kita cukup tinggi. Tapi itu cukup wajar karena pangan kan ada komponen biaya seperti pupuk, sewa lahan, dan lainnya,” bebernya.

Dia menyebut upaya yang dilakukan saat ini adalah mengadministrasikan yang volatile. ”Kalau dahulu dilepas saja volatile itu, sekarang kita coba kontrol agar inflasi tidak lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi,” imbuh Arief.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi beras pada Januari 2024 mencapai 0,64 persen dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,03 persen. Angka itu naik jika dibandingkan inflasi beras pada Desember 2023 yang mencapai 0,48 persen.

BACA JUGA:567.306 Keluarga Miskin Dibantu Beras, Sebulan 10 kg, Penerima Bantuan di Sumsel Bertambah 16.962 KPM

BACA JUGA:Profil Imam Muda Masjidil Haram yang Berparas Menawan, Ternyata Berasal dari Pulau Penghasil Garam Ini

Kendati demikian, menurut Arief, tingkat inflasi beras dibandingkan Januari tahun lalu mengalami depresiasi yang cukup signifikan. Kala itu mencapai 2,34 persen. ”Setelah bisa mengendalikan inflasi beras yang volatile (bergejolak), selanjutnya harga beras akan kita upayakan berada di keseimbangan yang wajar dan baik,” ungkap dia.

Pemerintah terus menjaga harga di semua tingkatan. Mulai petani, penggiling padi, distributor, sampai konsumen. Bahkan, NTPP (nilai tukar petani tanaman pangan) semakin tinggi pada Januari. ”Angkanya di 116,16. Bandingkan dengan NTPP Januari tahun lalu yang mencapai 103,82,” jelas Arief.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Pusat, Amalia A Widyasanti sebelumnya menyatakan, salah satu pemicu kenaikan berbagai harga komoditas, termasuk beras adalah faktor cuaca. "Pendorong kenaikan harga beras, antara lain, kurangnya pasokan di beberapa wilayah, terutama akibat faktor cuaca dan rusaknya beberapa akses jalan dan hambatan distribusi komoditas pangan,” kata dia.

Kategori :