SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam dunia seni bela diri dan kepercayaan tradisional Nusantara, keampuhan sebuah pusaka tidak pernah kehilangan pesonanya.
Salah satu pusaka yang menjadi incaran para pencinta seni bela diri adalah Keris Brojoguno, mahakarya Mpu Brojoguno dari Keraton Surakarta.
Dikatakan bahwa keris buatan Mpu Brojoguno memiliki kekuatan luar biasa, mampu menembus pelat baja sekaligus mengiris besi layaknya daun bawang.
Pusaka ini menjadi pilihan utama bagi pejabat dan kolektor seni pusaka, meski harganya cukup tinggi.
BACA JUGA:Gus Baha Bantah Memiliki Keris Itu Syirik, Ini Alasannya!
BACA JUGA:5 Pamor Keris Dengan Filosofi Kerejekian, Cek Yuk Gais!
Empu Brojoguno, pembuat Keris Brojoguno, khususnya mendesainnya untuk keraton Surakarta.
Keris, sebagai bagian dari warisan budaya Nusantara, bukan hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol kelas dan status sosial.
Pusaka dianggap mengandung filosofi dan nilai keagungan yang mencerminkan keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Dikisahkan bahwa kekuatan keris berasal dari langit, melibatkan unsur bopo angkoso dengan bahan meteor yang mengandung besi dan nikel. Keagungan pusaka ini dihargai tinggi.
BACA JUGA:Inilah Bagian-Bagian Keris yang Harus Anda Ketahui, dari Warangka hingga Pamor
BACA JUGA:WIDIH! Inilah Keris Gagal, Tapi Bernilai di Dunia Tosan Aji
Bahkan sering dijadikan piandel sebagai ageman yang disakralkan, mewujudkan kearifan lokal tradisi Nusantara yang tetap relevan hingga kini.
Keris Brojoguno menjadi salah satu pusaka legendaris yang mencirikan Keraton Surakarta di bawah pemerintahan Pakubuwono.
Sebagai pusaka PB (Pakubuwono), banyak jenis keris buatan Surakarta, namun yang paling terkenal adalah Keris Brojoguno ciptaan Mpu Brejo Guno.
Mpu Brejo Guno menciptakan konsep keris dengan dapur lurus tanpa lekukan, memberikan kesan gagah dan kuat.
Pusaka ini memiliki ciri khas bilah seperti daun singkong, geligir sapi, serta ujung bilah mirip mata tombak buntut tumo.
Dari Mpu Brajaguno 1 hingga Mpu Brojono 3, konsep tersebut tetap sama, dengan perbedaan pada keindahan pamor.
Perkembangan dari masa Brojoguno 1 hingga masa Brojoguno 3 menunjukkan peningkatan kualitas dan estetika. Pada era PB 4, keris sudah tidak lagi dianggap sebagai senjata perang.
Melainkan sebagai simbol keagungan karya. Empu Brojoguno memang lebih memproduksi keris, sementara tombak pusaka yang dihasilkannya lebih langka di zaman ini.
Keris atau tombak karya Mpu Brajabuno 3 di era PB 4 menjadi koleksi berharga dengan nilai tersendiri bagi para pecinta Tosan Aji.
Keunikan dan langkanya jenis pusaka ini membuatnya sulit ditemukan dan memiliki harga yang tinggi.
Hingga kini, Keris Brojoguno yang orisinal tetap mempertahankan kelasnya sebagai artefak budaya Nusantara.