PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Sumatera Selatan mengidentifikasi pada bulan Januari ini setidaknya lebih dari 100 hektare (ha) lahan pertanian padi mengalami gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Provinsi Sumsel, Bambang Pramono mengatakan pada tahun 2024 ada kekhawatiran karena musim hujan dan pasang yang menyebabkan sawah petani terendam.
Pada Januari 2024 DPTPH sudah melakukan identifikasi dan maping kabupaten/kota yang mengalami banjir, termasuk lahan pertanian/sawahnya terendam bahkan tanamannya mati di persemaian, atau yang sudah ditanam. "Hasil identifikasi kita memang sudah lebih 100 hektare yang mati," sampainya usai rilis data NTP di BPS Sumsel, kemarin (2/2).
Menyikapi hal tersebut, langkah yang diambil Pemprov Sumsel bahwa semua usaha petani padi yang mengalami kegagalan akan diganti benih oleh Pemprov Sumsel. "Jadi semua petani di Sumsel yang sawahnya terdampak air pasang ataupun banjir karena hujan akan diganti benih oleh Pemprov untuk penanaman berikutnya," ujarnya.
BACA JUGA:Petani Cabai Wajib Waspada, Serangan Penyakit Ini Sebabkan Turunnya Hasil Panen
BACA JUGA:Buah Ini Harus Dipanen Saat Matang Sempurna, Ini 6 Tanda-Tandanya
Dikatakan, jika pada tahun lalu Sumsel mengalami El Nino (musim kemarau panjang) dimana membuat semua lahan yang ada di Indonesia mengalami kekeringan, tapi tidak berdampak ke pertanian padi di Sumsel. "Sebab Sumsel memiliki type lahan rawah lebak, jadi ketika El Nino lahan yang semula tergenang menjadi kering sehingga bisa ditanami," jelasnya.
Karena itu, produksi gabah Sumsel tahun 2023 menjadi provinsi dengan peningkatan tertinggi ke-3 se-Indonesia. "Tahun sebelumnya, walaupun ada El Nino dari tahun 2022, produksi dari 2,76 juta ton menjadi 2,8 juta ton. Harapan setelah rilis BPS resmi keluar pada Maret 2024, kita optimis terjadi peningkatan produksi," paparnya.
Dengan kondisi masih di musim hujan sekarang ini, pihaknya tetap yakin tingkat produksi tidak terpengaruh banyak dan bisa meningkat dari 2023. "Target produksi kita di 2024 bisa mencapai 3 juta ton gabah kering giling (GKG)," lanjutnya lagi. Dengan gelar sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Tanah Air, fokus utama yang patut dilakukan oleh Sumsel adalah meningkatkan kontribusi yang lebih besar, utamanya pada produksi padi.
BACA JUGA:Jelang Musim Panen Duku: Pengrajin Mulai Siapkan ini Demi Antisipasi Pesanan Pemborong
BACA JUGA:Pasang Pipanisasi, Pastikan Air Cukup. Panen Perdana 200 kg Bawang Merah
“Kita sudah disebut sebagai penyangga pangan nasional, artinya kita surplus. Nah, sekarang bagaimana meningkatkan surplus itu,” kata dia. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mampu mewujudkan itu meliputi peningkatan sinergitas di semua lapisan, pendampingan yang lebih masif serta melakukan berbagai program terobosan seperti menarik investor.
“Salah satunya penggilingan padi besar, jadi mereka tidak hanya membeli saja tetapi juga ikut terlibat dalam membina petani seperti menyalurkan modal dan lain sebagainya,” pungkasnya. (tin/fad/)