KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kunjungan Kerja dalam rangka Reses II Tahun 2023-2024. Anggota DPRD OKI Dapil III, Budiman terjun langsung dan mendengar aspirasi dari masyarakat terdampak banjir di kecamatan Air Sugihan, OKI.
Anggota DPRD OKI, Budiman mengatakan, banyak yang disampaikan langsung masyarakat mulai dari Desa Rantau Karya, Desa Pangkalan Damai, Desa Tirtamulya, Desa Nusakarta, Desa Jadimulya dan Desa Sukamulya Kecamatan Air Sugihan mereka ingin dibantu pembangunan insfratruktur.
"Kalau saya lihat dan dengar langsung masyarakat minta pembangunan jalan karena ini kebutuhan sentral," Terangnya Jumat (2/2).
Dengan dibangunnya insfratruktur yang diajukan ini bisa menunjang sektor perekonomian masyarakat.
BACA JUGA:5 Ilmuwan Muslim yang Berpengaruh di Dunia, Sudah Tau Belum?
BACA JUGA:Jalan Tol Sumatera Buka Peluang Besar bagi Penjualan Hino Bus RK280 ABS!
Tak hanya itu pembangunan jalan poros merupakan kebutuhan kebutuhan mendasar bagi anak-anak sekolah yang sering bolos sekolah.
Saat musim penghujan sambung Budiman, pelajar seringkali harus bergulat dengan lumpur untuk menempuh perjalanan menuju sekolah, seperti desa Kertamukti yg merupakan ibu kota kecamatan saat ini kondisi jalan penghubung yang menyambungkan kertamukti-Nusantara, kertamukti-Nusakarta, kondisinya sangat memprihatinkan.
Selanjutnya jalan poros kecamatan yang menghubungkan Kertamukti-Muktijaya-Sukamulya saat ini masih berbentuk tanah liat. Ketika diguyur hujan nyaris tidak dapat dilewati karena sangat licin dan bonyok.
Begitupun jalan penghubung jalur 25 begitu sempit dan rusak berat, masyarakat berharap kondisi ini dapat diperjuangkan melalui anggaran APBD maupun APBN.
BACA JUGA:Buka Cabang di Sako, Central Market Tawarkan Promo Menarik dan Produk Berkualitas, Apa Saja Ya?
BACA JUGA:Tanpa Perlu ke Salon untuk Cat Rambut, 7 Bahan Alami ini Efektif Menghitamkan Rambut Hingga ke Akar
"Tak hanya jalan, jembatan di jalan penghubung antar desa menjadi tuntutan masyarkat desa agar dapat di bangun karena kondisinya rata sudah hampir tidak layak," bebernya.
Begitupun beberapa masyarakat juga menyampaikan agar pembangunan ruang kelas baru di sekolah dasar, juga dapat diprioritaskan sebagai penunjang fasilitas pendidikan, seperti di beberapa SD yang masih harus menetapkan shift di jam belajar, seperti SDN 1 Banyubiru, SDN 1 Belanti, SDN Kertamukti, SDN 1 Bangunharjo dan beberapa SD lainnya.
Masyarakat juga mengeluhkan kecilnya arus listrik hampir semua desa, sehingga mengakibatkan nyala lampu redup bahkan mati menjelang Magrib, terlebih akibat ini seringkali peralatan elektronik menjadi rusak karena tegangan yang tidak stabil.