SUMATERAEKSPRES.ID- Jagung merupakan pangan sederhana yang banyak digemari, karena mengandung serat yang dibutuhkan tubuh (dietary fiber) dengan indeks glikemik (IG) relatif rendah dibanding beras dari padi sehingga beras jagung menjadi bahan anjuran bagi penderita diabetes.
Kisaran IG beras / padi adalah 50-120 dan beras jagung 50-90, nilai tersebut sangat relatif, bergantung pada varietasnya.
Isu di masyarakat bahwa jagung adalah pangan sehat untuk konsumen tertentu, bahkan bagi penderita penyakit gula (Diabetes Mellitus / DM) dan kelainan jantung, pasien diet dianjurkan secara medis untuk mengonsumsi beras jagung sebagai pangan pokok, atau makanan ringan berbasis jagung.
Serat pangan (terutama serat larut) mampu menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah melalui peningkatan ekskresi asam empedu ke feses, sehingga terjadi peningkatan konversi kolesterol dalam darah menjadi asam empedu dalam hati.
BACA JUGA:Begini Cara Pijat PD yang Benar, Untuk Cegah dan Deteksi Kanker Payudara
BACA JUGA:Resep Sederhana dan Enak Nasi Cokot ala Rumahan, Bisa Untuk Ide Jualan!
Selain itu, serat pangan akan mengikat kolesterol untuk disekresikan ke feses sehingga menurunkan absorbsi kolesterol di usus.
Pangan fungsional adalah bahan pangan yang berpengaruh positif terhadap kesehatan seseorang, penampilan jasmani dan rohani, selain kandungan gizi dan cita-rasa yang dimilikinya. Fungsi bahan pangan tidak lagi dua tetapi menjadi tiga, yaitu nutrisi, citarasa, dan kemampuan fisiologis aktifnya.
Kategori produk pangan fungsional lain adalah produk yang diperkaya dengan komponen-komponen fitokimiawi nirgizi, komponen aktif yang dapat bersifat antioksidan terkait pada kemampuannya sebagai anti-kanker, anti-penuaan dan sebagainya, anti-hiperlipidemia, anti-thrombotik, anti-virus, anti-angiogenik terkait pada penyakit jantung koroner, stroke.
Produk-produk ini umumnya kaya akan kelompok komponen seperti karotenoid, likopen, terpenoid, flavonoid, dan fenolik lain termasuk kelompok katekin dari teh hijau yang sangat tersohor khasiatnya bagi pencegahan penuaan dan risiko kanker.
BACA JUGA:Kelapa Wulung Bisa Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Harus Operasi, Begini Penjelasannya
BACA JUGA:Diet Dengan Cara Berjalan Kaki, Simak 7 Tips Ini Agar Maksimal Turunkan Berat Badan
Keberadaan serat makanan dalam menu sehari-hari terbukti dapat menjaga dan meningkatkan fungsi saluran cerna dan menjaga kesehatan tubuh, terutama untuk menghindari berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskuler. Komponen serat pangan yang larut berhubungan dengan daya penurunan kadar kolesterol dan pengontrolan gula darah, sedang komponen yang tidak larut air berperan dalam mempercepat laju pengeluaran kotoran (feses), sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kanker usus besar. Berdasarkan kemampuannya untuk dapat larut dalam air, serat makanan dikelompokkan menjadi serat larut (soluble fiber) antara lain pektin, gum, ?-glukan, dan serat tidak larut (insoluble fiber) termasuk selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Diperkirakan sepertiga serat makanan total (Total Dietary Fiber / TDF) adalah serat makanan yang larut, sedangkan yang terbanyak merupakan serat yang tidak larut. Nilai kecukupan asupan serat makanan yang dianjurkan untuk orang Indonesia dewasa adalah 20-35 g per hari. Walaupun nilai kecukupan yang dianjurkan untuk orang dewasa Indonesia cukup tinggi, tetapi hasil survei menunjukkan bahwa asupan rata-rata serat makanan orang dewasa di Indonesia hanya 10,5 g per hari. Nilai anjuran the National Cancer Institute di Amerika Serikat adalah 20-30 g serat makanan per hari dengan jumlah maksimum 35 g per hari.
Dalam sebuah ulasan disampaikan bahwa, biji jagung memiliki warna yang beragam, mulai dari putih, kuning, merah, jingga, ungu, hingga hitam. Hal ini menunjukkan kekayaan senyawa pigmen antosianin (antosianidin, aglikon, glukosida), karotenoid dan lainnya. Lemak jagung terkonsentrasi pada lembaga, sehingga mengonsumsi jagung utuh lebih baik daripada jagung yang telah dihilangkan lembaganya. Asam lemak omega 6 dan omega 3 merupakan asam lemak esensial bagi manusia.
Dalam sebuah penelitian disampaikan bahwa Vitamin A atau karotenoid dan vitamin E terdapat pada jagung kuning / merah. Selain fungsinya sebagai zat gizi mikro, vitamin tersebut berperan sebagai antioksidan alami yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menghambat kerusakan degeneratif sel. Senyawa betakaroten selain memiliki aktivitas vitamin A juga dapat memperlambat penuaan, menambah kekebalan, mengantisipasi kanker, penyakit jantung, stroke, katarak, sengatan matahari, dan gangguan otot. Mengemukakan kemampuan betakaroten untuk menangkap serangan radikal bebas, yang dianggap sebagai penyebab terjadinya tumor dan kanker.