SUMATERAEKSPRES.ID - Kue Keranjang namanya lainnya Kue Bakul. Ada juga menyebutnya Dodol Tionghoa.
Apapan sebutanya, kue ini menyadi tradisi saat perayaan Imlek atau tahun baru Imlek. Bisanya Kue Keranjang ini disajikan semabagai salah satu makanan khas Imlek.
Dalam mandarin Kue Keranjang di sebut Nián Gāo (年糕), sementara dalam bahasa Hokkien disebut tiⁿ-kóe (甜棵).
Kue Keranjang namanya diambilnya nama dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang.
BACA JUGA:Inilah 5 Manfaat Merayakan Imlek, Nomor 4 untuk yang Galau
BACA JUGA:Daftar 8 Makanan Wajib Dihidangkan Saat Imlek, Berikut Maknanya
Kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula, dimasak dan diolah sehingga tekstur yang kenyal dan lengket.
Tradisi kue keranjang ini, berdasarkan yang dimuat Wikipedia, yang disadur sumateraekspres.id bahwa Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek. Puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.
Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek). Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga.
Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Untuk mengenal lebih jauh, mari simak ulasan asal usul nama, makna dan cara penyajian Kue Keranjang berikut ini:
BACA JUGA:Bukan Hanya Barongsai, Yuk Mengenal 9 Tradisi Imlek di Indonesia
BACA JUGA:Resep Lontong Cap Go Meh, Hidangan Spesial yang Membuat Keluarga Bahagia Dihari Imlek
1. Asal-usul nama
Kue keranjang memiliki nama asli Nian Gao atau Ni-Kwe (Ti-Kwee) yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru Imlek.