Baghdad pada masa Harun Al-Rashid menjadi daya tarik bagi dunia luar. Kota ini tidak hanya indah, tetapi juga modern.
Keberhasilan ini terwujud melalui optimalisasi kekayaan negara untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Baghdad di bawah kepemimpinan Harun Al-Rashid menjadi pusat pendidikan, perdagangan, dan kegiatan wisata.
BACA JUGA:SAKSIKAN! Malam Ini Irak versus Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ini Jam Kick Off-nya!
Kota ini mencapai kemajuan luar biasa di bidang pendidikan. Baitul Hikmah, yang awalnya hanya perpustakaan, berkembang menjadi pusat riset dan perguruan tinggi.
Ilmuwan terkenal dari berbagai bidang datang ke Baghdad untuk mengajar dan menerjemahkan karya-karya asing ke dalam bahasa Arab.
Harun Al-Rashid juga mendirikan Majelis Al-Mudzakarah, tempat pengkajian masalah keagamaan.
Pendidikan Islam mencapai puncaknya, terlihat dari banyaknya sekolah Islam di seluruh penjuru kota dengan fasilitas dan kurikulum yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Kehancuran di Masa Dinasti Abbasiyah
Meskipun Harun Al-Rashid membawa Baghdad ke puncak kemegahan, Dinasti Abbasiyah menghadapi akhir yang tragis.
Pada tahun 1250 Masehi, tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan menghancurkan kota ini. Tragedi ini menjadi satu-satunya catatan hitam dalam sejarah Islam.
Kehancuran Baghdad di masa Dinasti Abbasiyah adalah pukulan telak bagi peradaban Islam. Hampir semua ilmu pengetahuan di perpustakaan dihancurkan, dan buku-buku berharga dibuang ke Sungai Tigris, menyisakan luka mendalam dalam warisan sejarah kota ini.