Yaitu dengan menyiapkan ikan segar dan membersihkan sisik hingga kotoran lainnya pada ikan terlebih dahulu.
BACA JUGA:Terungkap! Tips Konsumsi Bawang agar Khasiatnya Maksimal Jangan Dikunyah, Ahli Anjurkan Begini
Biasanya ikan yang digunakan adalah ikan air tawar. Setelah dicuci bersih, ikan ditempatkan di dalam stoples dan ditambahkan nasi dan garam.
Kemudian ikan ditutup rapat dan terakhir ditaruh di dalam suhu ruang selama 7 hari.
Pada provinsi Kalimantan Selatan sendiri, tidak hanya ikan biasa dibuat pekasam.
Cara seperti ini juga bisa digunakan pada daging atau disebut Wadi.
Di Kalteng yang menggunakan metode wadi biasa masyarakatnya menggunakan daging babi hutan.
Bedanya, wadi menggunakan beras dan direndam di dalam larutan gula aren.
Nantinya daging babi akan dibungkus lagi dengan daun nangka untuk mengantisipasi terjadinya pembusukan dan berulat.
Namun sejauh ini baik metode pekasam maupun wadi lebih banyak digunakan untuk mengolah dan mengawetkan ikan.
Ada dua cara untuk menikmati ikan yang sudah di pekasam.
Ada yang digoreng dahulu ada juga yang dimakan langsung setelah dikeluarkan dari stoples.
Malah di daerah Kalimantan ada yang langsung memakannya setelah dikeluarkan masa fermentasi.
Untuk rasanya pastinya asam dan asin.
Rasa asam dan asin itu dihasilkan oleh mikroorganisme lovastatin, antara lain adalah aspergillus terreus dan monascus purpureus.