Gejala berikutnya adalah mengalihkan fokus ke orang lain. Hal ini menjadi pilihan bagi mereka karena saat kemarahan muncul, akan terjadi konflik batin yang intens.
Oleh karenanya, sebisa mungkin mereka akan menghindari konflik dan memilih untuk menjadi pendengar dan berusaha untuk mendamaikan apapun.
Hal ini cenderung dilakukan oleh orang-orang yang sensitif secara emosional dan sangat empatik.
Ada banyak hal yang berpengaruh terhadap hal ini, termasuk pengalaman hidup yang telah dilalui sebelumnya.
3. Paranoid
Ketika seseorang menekan kemarahannya, mereka dapat memproyeksikannya keluar. Alih-alih mengakui bahwa ada sesuatu yang menyebabkan mereka bermusuhan, mereka malah menganggap orang lain memusuhi mereka.
BACA JUGA:Bupati Banyuasin Marah Saat Temukan Truk Muatan Sawit Over Tonase Melintas di Jalan Poros
BACA JUGA:Tak Diberi, Pelaku Marah
Dengan kata lain mereka juga merasakan bahwa dunia menjadi tempat yang aneh dan berbahaya serta merasa sulit untuk mempercayai siapapun.
Mereka juga mengalami ketakutan irasional bahwa orang lain akan membalas dan menghukum mereka.
4. Pembenaran diri
Kemarahan semacam ini memang lebih tenang. Bahkan jika diungkapkan sekalipun, kemarahan ini akan terlihat sebagai frustasi dan kejengkelan.
Mereka yang melakukan ini akan cenderung kritis terhadap diri mereka sendiri dan orang lain dengan standar yang tak henti-hentinya.
Seringkali, orang dengan kemarahan, di mana dirinya merasa benar sendiri ini tidak tampak marah tetapi terlalu terkendali dan tegang.
Mereka tidak suka menganggap diri mereka sebagai seseorang yang pemarah.
BACA JUGA:Alasannya Mengejutkan! Seorang Ibu Marahi Anaknya yang Lulus SNBT