BACA JUGA:UNIK! Selain Bermanfaat, Menangis juga Bisa jadi Peluang Bisnis, Ini Buktinya
"Sistem imun tubuh kita mampu mengenali antigen asing, yang selanjutnya kekebalan yang telah terbentuk tersebut dapat diperoleh berdasarkan memori sehingga sistem kekebalannya dapat membedakan mana yang asing atau bagian dari tubuh yang normal,"ucapnya
Namun, karena kondisi genetik atau alasan lain yang masih belum banyak diketahui, maka sistem imun tubuh menyerang sel-sel atau jaringannya itu sendiri, yang saat ini penyakit tersebut diketahui sebagai kelompok penyakit autoimun seperti Rheumatoid Arthritis (RA), Lupus (SLE), penyakit Graves, polimyositis, dan lain-lain.
"Alergi dapat terjadi pada banyak organ, tetapi paling sering contohnya bermanifestasi pada kulit dan mukosa. Begitupula pada autoimun dapat bermanifestasi pada banyak organ yang terkena,"terangnya lagi.
Persamaan gejala yang umumnya terjadi antara alergi dan autoimun adalah gejala kelelahan dan gatal pada kulit, serta dapat menyebabkan ruam kemerahan atau pembengkakan yang terjadi akibat respon inflamasi, namun penyebab ini bukanlah diakibatkan oleh infeksi.
Alergi dapat terus terjadi selama paparan oleh alergen tersebut terjadi, sedangkan pada autoimun dapat bermanifestasi bergantung pada kondisi pasien tersebut dengan berbagai faktor risiko yang dimiliki sehingga mempengaruhi aktivitas sistem imun menjadi lebih aktif berespon terhadap antigen dari tubuhnya sendiri.
"Hal ini menyebabkan kondisi penyakit autoimun ataupun alergi menjadi bersifat kronis dan cenderung mengalami episode sakit yang berulang," paparnya.
Katanya, Pengobatan yang tepat dan mengenali paparan alergen dan faktor risiko yang memicu sistem kekebalan merespon berlebih perlu dikenali dan dicegah sehingga episode sakit atau kekambuhan menjadi menurun akan lebih efektif dalam mengatasi penyakit-penyakit alergi maupun autoimun.
Perlunya mengenali penyakit dan mengetahui gejala sakit yang dialami agar kita dapat mengatasi dan menyikapi kondisi kesehatan, sehingga penanganannya dapat cepat dan tepat agar tidak menimbulkan berbagai komplikasi dan tidak mengganggu aktivitas, bahkan menimbulkan disabilitas yang diakibatkan oleh penyakit tersebut.
BACA JUGA:Sudah Tau Belum, Ini Lho Keuntungan Donor Darah bagi Penerima dan Pendonor, Yuk Berbagi!
"Penanganan yang sesuai kompetensi dan dokter ahlinya dapat mengurangi lama sakit dan biaya pengobatan, dikarenakan penyakit alergi dan autoimun yang bersifat kronis dan beberapa episode sakit dapat berulang, menjadi salah satu strategi penting dalam terapi penyakit-penyakit alergi dan autoimun,"tandasnya.