SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan data yang dihimpun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII per 15-16 Januari 2024, ada 10 sungai yang berstatus siaga. Rinciannya, 6 sungai siaga 1, lalu 2 sungai siaga 2, dan 2 sungai lagi siaga 3.
Penentuan status siaga itu berdasarkan alat AWLR (Automatic Water Level Recorder). Tinggi permukaan air pada sungai-sungai itu terukur secara otomatis jika ada kenaikan atau penurunan.
Adapun untuk 6 sungai yang siaga 1 yakni Sungai Musi (AWLR Semangus dengan tinggi permukaan air 9,23 meter), Sungai Ogan (AWLR Babatan Saudagar dengan tinggi air 6,14 meter), dan Sungai Lematang (AWLR Sungai Rotan dengan tinggi air 5,24 meter).
Kemudian, Sungai Rawas (AWLR Muara Rupit dengan tinggi permukaan air 5,14 meter), Sungai Lematang (AWLR Modong dengan tinggi air 6,8 meter), dan Sungai Musi (AWLR Pengumbuk dengan tinggi air 4,34 meter).
BACA JUGA:Banjir Melanda Sumsel, Ini 5 Sungai yang Berstatus Siaga!
BACA JUGA:HEBOH! Hewan Buas Berkeliaran Mengancam Warga Imbas Bencana Banjir di Muratara
Dua sungai yang berstatus siaga 2 yakni Sungai Musi (AWLR Sekanak dengan tinggi permukaan air 3,95 meter) dan Sungai Ogan (AWLR Serijabo dengan tinggi air 5,96 meter). Dua sungai lainnya yang berstatus siaga 3 yaitu Sungai Rambang (AWLR Rambang dengan tinggi permukaan air 4,41 meter) dan Sungai Lalan (AWLR Bayung Lencir dengan tinggi air 3,06 meter).
Sedangkan 12 sungai lainnya berdasarkan hasil 12 AWLR berada di status hijau (OK). "Hidrologis ini (real time) dapat terlihat ada beberapa AWLR yang dalam kondisi siaga 1, umumnya berada di daerah kita yang saat ini mengalami banjir," jelas Ketua Tim Hukum dan Komunikasi Publik BBWS VIII, Mgs Zulfikar Rasyidi, Selasa (16/1).
Ia menambahkan, ada tiga data hidrologis utama yang dipantau oleh BBWS Sumatera VIII. Data pertama yaitu AWLR atau data kenaikan tinggi muka air sungai. "Untuk di Kota Palembang, kita pasang AWLR di muara Sungai Sekanak," terangnya.
Data yang kedua, lanjut Zulfikar, adalah ARR (Automatic Rainfall Recorder) untuk mengukur curah hujan. "Adapun data yang ketiga adalah AWS atau automatic wheather station (kerja sama dengan BMKG)," jelasnya. Dari data kenaikan status 3 parameter ini menjadi indikasi akan kejadian banjir di wilayah sumsel.
BACA JUGA:Satu dari 3 Warga yang Terseret Arus Banjir Ditemukan Tak Bernyawa. Ternyata Pelajar Sekolah Ini
BACA JUGA:Banjir Musi Rawas Makan Korban, Tenggelam, Pelajar MTsN Muara Kelingi Tak Selamat
Misalnya, AWLR dengan status siaga berarti ada kenaikan tinggi muka air sungai yang signifikan. Sedangkan, ARR yang juga tinggi berarti curah hujan di suatu wilayah berpotensi mengakibatkan banjir di wilayah tersebut
"AWLR tinggi seperti yang biasa Kota Palembang hadapi yakni pada Desember-Februari. Kenaikan air Sungai Musi rata-rata mencapai 4-7 meter. Bahkan pada puncaknya mencapai 9 meter," tutur Zulfikar.
Sedangkan ARR tinggi biasanya terjadi pada bulan September-Januari karena perubahan musim dari kemarau ke penghujan. "Kombinasi keduanya seringkali mengakibatkan banjir di Sumsel ini. Apalagi kondisi daratan/geografis Sumsel banyak yang dataran rendah/rawa-rawa. Bahkan ada yang di bawah permukaan laut," pungkasnya. (tin/)