Maka entah bagaimana ketiga orang kakak beliau yaitu "puyang mudim, puyang lebe dan puyang janggut datang ke Desa tersebut.
Lalu sesampainya di Desa tersebut mereka berteriak minta dilepaskan adiknya "puyang Tembesu" sambil menghentakkan kaki di tebing pinggiran sungai Desa tersebut.
Dan ajaibnya pinggiran sungai langsung longsor, dan sampai saat ini dapat disaksikan ada tebing yang somplak di Desa tersebut. dan karena hal inilah maka puyang ini dijuluki oleh kakak-kakaknya"puyang tembesu".
Kalau menelaah dari kisah-kisah yang saya dengar sepertinya Puyang Lebe adalah anak tertua dari Puyang Abusaka, karena beliau dipercaya sebagai kepala desa.
Sementara Puyang Janggut sebagai Tabib, puyang Mudim semacam Ksatria pelindung sementara Puyang Tembesu yang paling bungsu menguasai Ilmu perbintangan dan pertanian.
Sepertinya keempat puyang ini memiliki kelebihan masing-masing yang telah diwariskan oleh Puyang Abusaka, ada yang menguasai Ilmu pemerintahan dan agama, ada yang menguasai Ilmu pengobatan, ada yang menguasai Ilmu kebatinan, dan si bungsu menguasai ilmu perbintangan dan pertanian.
Walaupun secara umum mereka sama-sama memiliki Ilmu kebatinan yang tinggi.
Sementara puyang Abusaka sendiri kembali ke Desa Kima, setelah meninggalkan keempat anaknya untuk menetap dan mendirikan Desa Bailangu.
Dahulu Desa Bailangu terletak di seberang Sungai Musi bagian hilir (daerah berang Sungai Guci), namun karena disana terlalu banyak nyamuk dan ada yang terkena wabah malaria akhirnya Desa dipindahkan ke seberang seperti yang ada saat ini.
Dahulu Bailangu dikepalai oleh "lebe" lalu berganti menjadi "keria" atau "kerio" lalu "kepala desa" seperti sekarang ini. Terdiri dari empat kampung, yaitu kampung satu sampai dengan kampung empat, masing-masing kampung dikepalai oleh "pengawa".
Keria terakhir yang memimpin Bailangu adalah "Keria Nahnu". Setelah beliau, pemimpin Desa Bailangu disebut Kepala Desa, sementara istilah Pangawa diganti menjadi Kepala dusun (Kadus).
Namun saat ini Desa Bailangu telah di bagi menjadi dua Desa yaitu Bailangu Barat berbatasan Sebelah Ulu sebagian Lumba Jaya Sungai Tilan hingga Jalan Masjid dan Bailangu Timur yang berbatasan mulai Jalan Masjid hingga Sungai
Guci sebelah Ilir yang berbatasan dengan Desa Epil, masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Desa.
Kepala Desa Bailangu saat ini : Ali Sodikin
Kepala Desa Bailangu Timur saat ini : Herman Sawiran
Beberapa Tokoh yang pernah menjadi Pimpinan Desa Bailangu :
1. Keria Said
2. Keria Panjang (H. Somad)/Mamak Keria Muslim
3. Keria Kholiq
4. Keria Muslim
5. Keria Usman (keponakan keria Muslim)
6. Keria Nahnu H. Basor
7. Kades Zulfakar Sholah (Anak Nakan/Cucu H. Somad)
8. Kades H. Naini
9. Kades Hamzah Holbi
10. MarbudibinMajid (Kades Bailangu Timur)
Beberapa Tokoh Intelektual Bailangu
1. Muhammad Isa Sarul, MA (Rektor UIN Raden Fatah Palembang tahun 1972-1975)
2. Dr. Darwin Anshor (pemilik Klinik Bersalin Dona)
3. Kol Pol. Purn. Herdin
4. Letkol Pol. Purn. Asrokol
5. Drs. Daeran (Dosen Unsri)
6. Drs. M. Oetih Basri. S (Dosen Unsri)
7. Ir. Haji Mursaha (Rupalesta)
8. Ir. Karim Bahusin
9. Ir. Haji Yazid Musyarofah
10. Dr. Wim Ghazali
11. H. Wim Iskandar, MBA (Adik Dr. Wim Ghazali)
12. Alm DR. H Wim Anshori.Msc
13. Wim Oemin, MBA
14. H. Zumal Arasy, MM
15. H. Moekri Kamal, MM
16. Drs.H Waras Husin.
17. Drs. H. Sam Yose Rizal (Rizal Ichsan)
18. Drs. Sinardin
19. Ir. Kertalegawa
Tokoh Intelektual Muda Bailangu :
1. Dr Ir. Zuber Angkasa, MT. arc bin H. Wazir (sepupuh Dr. Wim Ghozali)
2. Damsi Ucin (Anggota DPRD Muba)
Beberapa tokoh Masyarakat Bailangu
1. Guru Bakri
2. Haji Hamzah (Kaji Menjah)
3. Kiyai Haji Kohar
4. Guru Bakir
5. Guru Anshor
6. Guru Darmo
7. Guru Haji Munir
8. Guru Abdul Rahman (Guru Darman)
8. Ketip Haji Muin
9. Ketip Arasy
10. Guru Ishak
11. Haji Ruslan Ilyas (guru)
12. Guru Dahlan
13. Guru Karo (Haji Alimaskaro)
14. Guru Abuyani
15. H. Wazir (Pengawa pertama Sungai Guci)
Ketua Adat pertama Desa Bailangu mengatakan, nasih banyak tokoh lain yang belum dapat saya inventarisir, disini saya bedakan antara tokoh Intelektual dan tokoh masyarakat.
Tokoh masyarakat adalah tokoh-tokoh yang lebih banyak menetap di Desa Bailangu, sementara Tokoh Intelektual adalah Tokoh asal Bailangu.