Meluas ke Prabumulih, Jadi Banjir Terparah

Sabtu 13 Jan 2024 - 21:20 WIB
Reporter : Dian Cahyani
Editor : Dede Sumeks

Apakah langsung membuka dapur umum, mempersiapkan air bersih untuk kebutuhan warga yang terdampak," sesalnya. 

 Komandan Kodim 0404 Muara Enim, Letkol Inf Nugraha, juga terjun langsung mengecek debit sungai bersama dengan BPBD Muara Enim. Mereka juga menggunakan perahu karet. Sambil membawa beras untuk diberikan masyarakat yang terdampak banjir. 

"Kami terjun secara langsung bersama BPBD mengecek debit air di Sungai Lematang dan dilihat ada peningkatan pada debit air," ujar Nugraha.

Meski begitu, menurutnya, untuk wilayah berpotensi terjadinya kebanjiran yaitu terdapat di wiliayah ilir karena debit air datang merupakan kiriman dari ulu sungai.

“Saya telah menekan kan kepada jajaran saya khususnya Babinsa, untuk dapat terus berkoordinasi dengan pemda. Mengingat ini telah memasuki musim penghujan," bebernya.



Terakhir, Dandim Nugraha mengimbau kepada masyarakat agar dapat menjaga lingkungan di sekitar dan menggeliatkan kegiatan gotong royong menjaga kebersihan agar dapat mencegah potensi dapat menimbulkan kebanjiran.



"Sekali lagi kami menghmbau kepada masyarakat kita sama-sama pro aktif menjaga lingkungan kita, dari hal kecil yaitu tidak membuang sampah di sungai karena dapat menimbulkan potensi kebanjiran akibat sampah yang dibuang secara sembarangan," pungkasnya. 

Banjir Muratara 

Empat hari tiga malam dilanda bencana banjir luapan Sungai Rupit dan Rawas, ribuan warga di Kabupaten Muratara, sudah ada yang berani pulang ke rumah. Sebab, air sudah berangsur surut di beberapa daerah.

Warga mengaku sengaja mendiami rumah mereka yang tergenang untuk menjaga sejumlah perabotan rumah tangga maupun peralatan elektronik agar tidak terendam banjir.

Agus, warga Desa Lawang Agung, menyebut banjir sempat naik kembali sekitar pukul 01.00 WIB. Menenggelamkan atap rumahnya. Namun subuh sekitar pukul 05.00 WIB, kondisi air mulai menyurut. "Kalau sekarang masih di rumah,” terangnya.

Dia  menyebut banyak warga yang mendiami rumah, meski harus tidur di atas genangan banjir. Situasi itu dilakukan untuk menjaga barang berharga mereka agar tidak hilang dan terendam banjir luapan.

"Kami semalam takut nian, banyak warga mengungsi ke jalan lintas. Kondisi semalam air tambah dalam, hujan deras, mati lampu ilang sinyal," bebernya. 

Pihaknya berharap, adanya bantuan perahu karet yang diperbanyak untuk jalur evakuasi warga, bantuan logistik, dan air bersih. "Air banyak, tapi tidak mungkin minum air banjir," cetusnya.

Sementara itu di posko kesehatan Pemda Muratara, sudah mulai banyak didatangi warga, terutama anak-anak, lansia dan ibu hamil. “Keluhannya seperti demam, batuk, pilek, gatal-gatal, dan darah tinggi,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Muratara, Tasman. 

Pihaknya banyak menberikan pelayanan terhadap tiga jenis keluhan, "Seperti deman  batuk, filek, gatal, dan darah tinggi. Banyak anak anak, lansia dan ibu hamil yang sudah alami sakit," katanya. Seluruh tim medis bergerak, mendatangi pusat-pusat pengungsian warga. 

Sementara itu Bupati Muratara H Devi Suhartoni dan Wabub H Inayatulah, pukul 10.00 WIB, memimpin persiapan dapur induk di posko utama BPBD Muratara. Rumahnya pun diketahui terdampak banjir.

 "Setiap kecamatan, desa yang terdampak akan ada pos dapur umum, semua bantuan akan diarah ke dapur umum untuk membantu warga. Karena kebutuhan pangan sangat diperlukan, warga tidak bisa aktivitas," kata Devi.

Kategori :