/// Pengangguran-Kemiskinan Turun, Pertumbuhan Ekonomi Lampaui Nasional
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Selain berbagai prestasi dan capaian kinerja sepanjang 2023, ada hal menarik dalam refleksi akhir tahun Pemprov Sumsel. Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Dr Drs Agus Fatoni MSi mengungkapkan, kondisi kemantapan jalan turun.
Dari kisaran 90 persen, menjadi 88,15 persen. Penurunan ini jadi sorotan. Penyebabnya yang menarik. Karena anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikan sangat terbatas. Nilainya tidak sebesar tahun sebelumnya. Apa sebabnya?
"Karena hampir semua APBD di provinsi dan kabupaten/kota defisit. Di Sumsel, defisitnya hampir Rp2 triliun," kata Fatoni. Hal ini akan jadi pekerjaan rumah (PR) bersama di 2024. Untuk itu, tahun ini Pemprov ambil kebijakan memangkas anggaran yang tidak perlu sekitar 40 persen.
Menurut Fatoni, Pemprov Sumsel pada tahun sebelumnya membuat target pendapatan di atas potensi yang ada. Misalnya, pendapatan 75, tapi potensinya dibuat menjadi 115. “Hal itu membuat apa yang direncanakan tidak tercapai. Jika pendapatan dinaikkan, maka anggaran belanja akan terserap tinggi, tapi uangnya kosong. Itulah yang membuat kita defisit," bebernya. Defisit pula yang menjadi penyebab utama rendahnya realisasi pendapatan dan belanja. Meski ada persoalan itu, tapi Fatoni menegaskan capaian kinerja sepanjang 2023 di Sumsel cukup baik.
BACA JUGA:Tarik Utang Lagi Rp600 Triliun, Untuk Tutupi Defisit APBN Tahun 2024
BACA JUGA:Anggaran 2024 Defisit Rp2,49 Miliar
Ia baru tiga bulan menjabat, pascar berakhirnya kepemimpinan Herman Deru-Mawardi Yahya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2018-2023 pada 1 Oktober 2023 lalu. "Semua capaian yang cukup baik ini tidak lepas dari peran Pak Herman Deru dan Pak Mawardi Yahya yang telah menjabat selama 5 tahun," beber Fatoni.
Katanya, capaian kinerja yang baik itu tergambar dari pertumbuhan ekonomi Sumsel yang melampaui nasional. Pada triwulan III, perekonomian Sumsel tumbuh 5,08 persen, di atas nasional yang hanya sebesar 4,94 persen. Tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2023 tinggal 4,11 persen. Turun 0,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sumsel lebih baik dari nasional. Meski penurunan itu hampir sama besar dengan nasional yang turun 0,54 persen, tapi tingkat pengangguran terbuka se-Indonesia masih 5,32 persen.
Lalu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel berada pada angka 73,18 dan masuk dalam kategori tinggi. Angka itu naik 0,97 poin dibandingkan 2022. Walau pun masih sedikit di bawah nasional di angka 74,39. "Tapi capaian IPM Sumsel 2023 melampaui target perubahan RKPD sebesar 73,09 poin," beber Fatoni.
Untuk tingkat kemiskinan, per Maret 2023, Pemprov Sumsel berhasil menurunkan angkanya menjadi 11,78 persen. Namun memang masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang tinggal 9,36 persen.
BACA JUGA:Target Awal Defisit 2,16-2,64%
BACA JUGA:Defisit Anggaran Kabupaten Ini Bakal Tetap Bayarkan TPP Setahun
Sedangkan dalam RKPD Sumsel 2023, target kemiskinan di Sumsel kisaran 11,59-12,66 persen. Sementara UHC (Universal Health Coverage) di Sumsel pun semakin optimal. Sudah mencapai 97,70 persen. Dengan kata lain, sebanyak 8,55 juta jiwa dari 8,75 juta jiwa warga Sumsel sudah tercover jaminan kesehatan.