Dalam sejumlah kesempatan, Presiden RI, Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk melakukan penanaman pohon di sepanjang musim penghujan 2023/2024.
Menteri LHK, Siti Nurbaya menyampaikan, penanaman serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk membangkitkan semangat, motivasi dan menggerakkan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menanam dan memelihara pohon.
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Dialog Terbuka Penanganan Karhutla dengan Mahasiswa di Depan Mapolda
BACA JUGA:Perpanjang TMC di Sumsel, Kerahkan 3 Eskavator Bangun Sekat dan Kanal di Lokasi Karhutla
"Penanaman pohon serentak ini bukan seremonial belaka, akan tetapi akan terus dilanjutkan dengan pemeliharaan dan didorong untuk terus mengajak peran serta masyarakat luas untuk semakin meningkatkan tutupan lahan," ujar Siti.
Menteri Siti memimpin pelaksanaan penanaman secara serentak di Indonesia dari Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Di sana ada 200 bibit pohon yang ditanam pada kesempatan tersebut, yaitu rasamala 75 batang, damar 25 batang, salam 20 batang, nangka 20 batang, bisbul 20 batang, buni 20 batang, dan kemang 20 batang.
Bibit pohon berupa bibit kayu-kayuan, penghasil HHBK, buah-buahan, dan jenis multi-purpose tree species (MPTS) untuk kegiatan ini berasal dari persemaian-persemaian KLHK yang tersebar di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Dampak Karhutla Belum Selesai, BNPB Perpanjang Operasi TMC Hingga 10 November
Baik yang berasal dari pusat-pusat persemaian skala besar, persemaian permanen maupun pembibitan lainnya.
"Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh makhluk hidup," ujarnya.
KLHK melalui penanaman pohon serentak ini mengajak semua pihak dan masyarakat luas untuk terus menanam dan memelihara pohon serta meningkatkan tutupan lahan.
Ini sebagai bagian dari komitmen untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FoLU Net Sink 2030.
BACA JUGA:Sudah Diguyur Hujan, Karhutla Masih Ssja Ada di Kabupaten Ini. Ternyata Ini Penyebabnya !