PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID – Ustaz Das’ad Latif yang viral ceramahnya jenaka, menyentil, dan penuh makna, punya pesan untuk memilih presiden pada Pemilu 2024 nanti. Boleh pilih yang nomor 1, 2, atau 3, tapi jangan bermusuhan, dan tidak menerima uang sogokan serangan fajar.
Ulama asal Makassar itu juga menekankan, politik praktis tidak boleh dibicarakan di dalam masjid. Jangan pula mau menerima serangan fajar di Pemilu 2024 nanti, apalagi sogokan hanya dengan Rp300 ribu.
“Di masjid tidak boleh politik praktis. Pengurus masjid tidak boleh jadi tim sukses, pegawai negeri tidak boleh jadi tim sukses,” tegas Ustaz Das’ad Latif, saat tausiahnya di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), pertengahan Desember 2023 tadi.
“Saya yakin adik-adik sekalian tidak makan babi. Saya yakin tidak akan minum khamar, tapi yang saya curiga menerima serangan fajar di pemilu nanti. Itu sogok (suap),” ujarnya, dalam channel YouTube resmi Das’ad Latif.
BACA JUGA:Doa dan Dzikir Bersama, JSI Bengkulu Tebar Pesan Damai untuk Pilpres 2024
BACA JUGA:GSP: Pilpres Sekali Putaran, Solusi Tepat untuk Hindari Polaritas Politik Ekstrem
“Tapi kalau saya lihat kalian semua cakep-cakep, handsome, masa kau mau Rp300 ribu. Bos, Rp300 ribu kau gak kaya, juga dengan Rp300 ribu kau gak miskin dengan menolaknya. Saya yakin kalian tidak akan disogok,” katanya.
“Tapi yang rawan sogok orang tuamu. Maka di situ fungsinya kau disekolahkan di UMM. Kampanyekan kepada keluargamu, minimal kampanyekan kepada sepupumu. Kampanyekan kepada tetanggamu, jangan kau pilih presiden karena kau dikasih duit,” cetusnya.
Menurutnya, ini saatnya memperbaiki Negara. Jangan sebarkan hoax. Jangan salah pilih pada 2024 nanti. Jangan pilih karena dikasih uang.
“Jangan pilih karena kau sama-sama orang Jawa, kapan kami orang Bugis jadi pemimpin. Kalau kau pilih gara-gara sedulur-sedulur, kapan orang Bima jadi pemimpin. Ini (Negara) milik bersama bos, bukan milik orang Jawa,” tegas ulama asal Pinrang, Sulawesi Selatan.
BACA JUGA:Dianggap Ubah Forman Debat Pilpres, Ini Jawaban KPU
BACA JUGA:IHSG 2024 Berpotensi Tembus 7.700, Analis Sebut Pilpres Sekali Putaran Sebagai Kunci
Maka katanya, jangan pilih karena Jawa-nya. Jangan pilih karena rasnya, tapi pilih karena baik, kamu yakin. “Kalau kau tidak bisa pisahkan mana orang baik mana orang jahat, sekarang caranya gampang. Ada jejak digital,” tuturnya.
Minimal, setelah merasa memilih yang dianggap baik tapi ternyata masih ditipun, bukan urusan pemiliknya lagi.
Masih ingat kisahnya Ibrahim As dibakar? Datang itu burung pipit, membawakan air di paruhnya yang kecil.