SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Hasil seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) telah diumumkan 22 Desember lalu. Tapi, untuk formasi guru, sebagian daerah belum mengumumkan itu. Hanya ada beberapa kabupaten/kota yang sudah.
Sayangnya, hasil yang sudah diumumkan, ada yang dipermasalahkan. Seperti di Kabupaten Muratara. Ratusan guru honorer menolak hasil pengumuman seleksi PPPK. Mereka menilai, hasil tes CAT yang diumumkan janggal dan sarat dengan kecurangan.
Agus, seorang guru honorer yang ikut tes PPPK di Muratara mengatakan, mereka akan segera membentuk faksi dan menyuarakan penolakan hasil pengumuman seleksi PPPK guru itu. "Masak yang nilai CAT besar tidak lulus, yang mengabdi sudah belasan tahun jadi honorer juga tidak lulus. Sebaliknya, yang nilai CAT kecil dan baru sebentar jadi guru malam lulus. Kan aneh," bebernya, kemarin.
Para guru menuding ada permainan yang dilakukan oknum tertentu. "Jika seleksi itu sebagai solusi bagi tenaga honor daerah, seharusnya yang paling lama mengabdi itu yang lulus," tambahnya.
BACA JUGA:Peserta Lulus Wajib Baca! Inilah Syarat Pemberkasan NI PPPK, Yuk Segera Siapkan
Untuk itu, para guru akan menyuarakan indikasi kecurangan itu ke berbagai pihak. Selain pemda, juga DPRD hingga ke MenPANRB. Para guru berharap, DPRD Muratara ikut turun tangan, memberikan solusi serta dukungan bagi mereka yang merasa terzolimi dalam perekrutan PPPK guru di Muratara.
Sebelumnya, Kepala BKPSDM Muratara, Deni Saat mengungkapkan, pihaknya akan memberikan penjelasan secara rinci terkait hasil pengumuman seleksi tersebut. Sehingga tidak menimbulkan beragam persepsi di tengah masyarakat.
Katanya, hasil pengumuman seleksi itu bukan 100 persen kewenangan pemda. Namun dari pemda memiliki kewenangan untuk menambahkan nilai sekitar 30 persen. Sedangkan sisanya, berdasarkan hasil CAT. Anggota DPRD Muratara, Yudi Nugraha mengaku siap memfasilitasi keluhan para guru yang tak puas dengan hasil seleksi PPPK.
Para guru minta Dinas Pendidikan dan BKPSDM transparan dan menjelasan penilaian itu. Hawailus Sukron, guru honorer SMP Negeri Muara Kulam, mempertanyakan nilai CAT yang diprolehnya berkurang. Pada CAT lalu ia meraih nilai skor 556.
BACA JUGA:Protes Seleksi Honorer PPPK di Muratara Menyulut Kontroversi, Bupati Tegaskan Begini
BACA JUGA:CATAT! Agar Dapat NI PPPK, Peserta Lulus Seleksi PPPK Guru Wajib Lakukan ini
"Sementara di pengumuman nilai CAT turun menjadi skor 440, dan dinyatakan tidak lulu," cerita Hawailus. Sementara, lanjutnya, peserta yang dinyatakan lulus lebih banyak skor CAT dibawah yang ia proleh.
Dia juga menyayangkan adanya obok-obok nilai oleh panitia daerah yang memasukan penilaian Pengamatan Prilaku Profesionalisme. Yang pemberian nilai itu asal-asalan tampa dasar. Tiba-tiba ada nilainya, tampa tes dan tampa wawancara. Kami hanya satu kali ikut tes saat CAT di Graha 66 Palembang beberapa waktu lalu.
"Kalau dinilai soal rajin dan royal ke sekolah saya bisa ditanya dengan guru lain atau kepala sekolah. Kenapa saya cuma dinilai skor 11," katanya. Menurutnya, bukan hanya satu dua guru yang mengalami seperti itu. “Mungkin ada ratusan guru yang sudah mengabdi belasan tahun, namun saat seleksi PPPK merasa dicurangi,” tukasnya.