MARTAPURA , SUMATERAEKSPRES.ID - Tak ingin melihat lahan nganggur, Aminundin (56) punya cara sendiri. Dia memanfaatkan lahan sawah untuk ditanami jagung.
Tanam jagung sela yang ditanam saat musim kemarau lalu kini sudah siap panen.
Petani di Bukit Napuh, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura ini mengatakan, sebenarnya tak ada kendala yang berarti dalam penanaman tanaman jagung. Hanya saja di awal-awal penanaman, pihaknya kesulitan untuk melakukan penyiraman. ''Karena hujan sudah jarang turun,'' ujarnya.
BACA JUGA:Menanam Jagung Di musim Kemarau, Ini Manfaat yang Didapat Petani
BACA JUGA:Harga Bagus, Ramai-Ramai Giling Jagung
Untuk itulah, dirinya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyedot air sumur bor.
"Tapi alhamdulilah tidak lama setelah itu, hujan mulai turun. Kini tanaman jagung yang saya tanam sudah siap untuk dipanen,'' katanya.
Dia mengatakan jagung tersebut merupakan tanaman sela. Tanaman ini ditanam di beberapa petak sawah. Luasnya sekitar seperempat hektar.
Untungnya, saat ini harga jagung cukup tinggi. Saat ini harga jagung kering sekitar Rp6.000 per kilogram.
Sementara untuk jagung yang masih basah dihargai pada kisaran Rp4.000 per kilogram. ''Alhamdulillah, rezeki bagi petani jagung, karena harga lagi bagus,'' ujarnya.
BACA JUGA:Sedih, Pasar Martapura Sepi dan Banyak Toko Tutup, Wabup OKU Timur Himbau Pedagang Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Tak Pengaruh Kemarau, Harga Sayur Mayur di Pasar Martapura Stabil
Dari luas lahan seperempat hektare yang ditanami jagung, lanjutnya, mampu menghasilkan lebih kurang 1 ton jagung kering. ''Karena dalam satu hektar lebih kurang menghasilkan 4 ton jagung. Ini benar-benar berkah," katanya.
Melalui penanaman jagung menjadi tanaman sela memang memberikan manfaat yang luar biasa. Tak hanya berpatokan pada hasil tanaman padi tetapi juga bisa menggantungkan pendapatan dari hasil tanaman jagung.
''Memang pemanfaatan lahan semaksimal mungkin bisa memberikan dampak positif khususnya untuk meningkatkan hasil pendapatan keluarga,'' katanya. (lid)