JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menegaskan bahwa tuduhan calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, terhadap Prabowo Subianto yang menyebut tidak kuat menjadi oposisi karena bergabung di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah keliru.
Qodari menilai bahwa keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi tidak bermotivasi oleh kekuasaan, melainkan oleh semangat rekonsiliasi nasional untuk menghindari polarisasi ekstrem di masyarakat.
"Pak Prabowo lebih lama dan lebih berpengalaman sebagai oposisi dibandingkan dengan Mas Anies. Sejak mendirikan partai Gerindra pada 2008 dan ikut pemilu 2009, beliau tidak pernah bergabung di pemerintahan hingga tahun 2019," ujar Qodari kepada wartawan pada Kamis (14/12/2023).
Menurut Qodari, Prabowo masuk ke dalam pemerintahan sebagai bagian dari koalisi untuk merajut persatuan nasional dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.
BACA JUGA:Gaya Prabowo yang Tidak Menjelek-jelekkan Lawan, Masyarakat Semakin Mendukung
BACA JUGA:Debat Capres Cawapres, Prabowo Subianto Puji Kepemimpinan Jokowi
Konteks masuknya Prabowo harus dipahami sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah dan bukan sekadar ambisi kekuasaan.
Qodari juga mencatat bahwa pengalaman Prabowo sebagai oposisi di luar pemerintahan lebih lama dibandingkan dengan Anies Baswedan, yang tidak memiliki rekam jejak sebagai oposisi dan hanya terlibat dalam konteks Pilpres 2024.
Selain tuduhan Anies, Prabowo juga diserang oleh capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, dalam debat perdana yang diadakan oleh KPU.
Qodari menganggap serangan ini wajar karena elektabilitas Prabowo jauh unggul dibandingkan dengan dua penyerangnya.
BACA JUGA:Dinamika Politik Pilpres 2024, Pergeseran Pemilih dan Keuntungan 'Jokowi Effect' bagi Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Anies 17 Desember, Ganjar Januari, Prabowo Belum Pasti
Qodari melihat serangan Ganjar terhadap Prabowo sebagai bagian dari strategi untuk mengejar elektabilitas yang trennya menurun.
Meskipun efek debat terhadap elektabilitas capres dianggap terbatas, Qodari menekankan perlunya melihat hasil survei pasca debat untuk memahami dinamika yang sebenarnya.
"Debat mungkin akan lebih berpengaruh terhadap posisi Ganjar dan Anies yang sedang bersaing, tetapi sulit untuk mengubah konstelasi yang sudah dipegang oleh Prabowo," pungkasnya.