SUMATERAEKSPRES.ID - Ujang Komarudin, seorang Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, memberikan apresiasi positif terhadap penampilan Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, dalam debat perdana pemilihan presiden 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Ujang Komarudin memuji sifat humanis Prabowo yang terlihat dalam penghargaannya terhadap pasangan calon lain.

Menurut Ujang, selain kemampuan artikulasi dan penyampaian materi debat yang baik, Prabowo Subianto sekarang menunjukkan gaya yang lebih tenang, yang ternyata lebih disukai oleh masyarakat.

Hal ini karena masyarakat cenderung tidak menyukai gaya agresif yang menyerang lawan secara tendensius.

BACA JUGA:TKD Sumsel Optimis Prabowo-Gibran Raih Suara Terbanyak di Lahat, Ini Strateginya

Ujang mengatakan, "Prabowo sekarang lebih tenang, lebih santai. Tidak menjelek-jelekkan lawan. Itu yang disukai masyarakat."

Gaya komunikasi Prabowo dalam berdebat dinilai semakin mendapat simpati dari masyarakat luas.

Ujang menyoroti bahwa Prabowo tidak pernah melakukan serangan balasan terhadap serangan yang dialamatkan pada pasangan Prabowo-Gibran, meskipun pasangan tersebut beberapa kali menjadi target serangan.

Ujang merinci hasil survei dari Populi Center dan Poltracking Indonesia yang menunjukkan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dibandingkan dengan pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

BACA JUGA:Debat Capres Cawapres, Prabowo Subianto Puji Kepemimpinan Jokowi

Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 46,7 persen dalam survei Populi Center dan 45,2 persen dalam survei Poltracking Indonesia.

Gaya tenang yang ditunjukkan oleh Prabowo bukan satu-satunya faktor yang membuat masyarakat menyukai pasangan ini.

Ujang menyebutkan bahwa berbagai gagasan dan program, seperti program makan siang dan susu gratis untuk pelajar, juga berhasil merebut hati masyarakat.

Sementara itu, Nusron Wahid, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menyatakan bahwa Prabowo unggul dalam segi gagasan, konsep, pemilihan kata, dan kejenakaan dalam debat perdana.