Pengamat Politik: Masuknya Budi Arie ke Gerindra Berisiko Turunkan Elektoral Partai
Pengamat Politik: Masuknya Budi Arie ke Gerindra Berisiko Turunkan Elektoral Partai-Foto: IST-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID -Potensi elektoral ( suara keterpilihan ) partai Gerindra di prediksi akan turun apabila Budi Arie yang notabenenya Ketua umum Projo jadi apabila bergabung dengan partai berlogo Burung Garuda tersebut. Angka elektoral partai besutan Presiden Prabowo Subianto ini bisa dan berpotensi tergerus terjun bebas pada pemilu 2029 . Hal ini disebabkan lantaran nama Budi Arie mendapat penolakan yang kuat dari akar rumput, elit dan kader-kader partai Gerindra di berbagai daerah. Demikian diungkapkan pengamat politik dari lembaga survei nasional Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) ketika dimintai pendapatnya, Minggu ( 7/11).
"Justru akan membuat elektabiltas (tingkat keterpilihan ) partai Gerindra akan turun bahkan terjun bebas apabila Budi Arie jadi masuk dalam gerbong partai Gerindra. Nilai elektoral Budi Arie nol persen atau dikategorikan tidak ada melihat data-data survei yang di release oleh berbagai lembaga survei kredibel. Jadi tidak ada tambahan elektoral sama sekali untuk partai Gerindra kedepan. Jadi Prabowo Subianto sebagai ketum partai Gerindra harus menolaknya karena citra Presiden Prabowo yang gencar gencarnya membangun pemberantasan korupsi justru akan dimaknai berbalik dengan bergabungnya Budi Arie. Sebab, Budi Arie juga sudah dipecat oleh Prabowo sendiri sebagai menteri jadi mau menambah elektoral bagaimana lagi ,"terang mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia ( LSI ).
Pria yang juga pengurus Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia ( PERSEPI) ini disisi lain melihat keinginan Budi Arie bergabung dengan partai Gerindra lantaran untuk mencari perlindungan politik dan hukum saja, lain tidak ada. Dalam kalangan internal ormas Projo saja, kemungkinan besar banyak yang belum setuju dengan keinginan ketua umumnya Budi Arie tersebut. Terlebih lagi , melihat gelombang penolakan yang kuat dari para kader, organisasi sayap dan para elite pengurus di daerah partai Gerindra terhadap nama Budi Arie.
BACA JUGA:Bank Sumsel Babel Rayakan Hari Ulang Tahun ke-68, Teguhkan Semangat “Change to Accelerate”
"Ini baru saja Budi Arie melontarkan keinginannya untuk bergabung di Gerindra, ternyata penolakannya sudah sangat kuat dari arus bawah partai Gerindra. Prabowo merupakan sosok ketua partai yang berakar pada suara arus bawah dan itu sudah banyak dibuktikan. Secara matematika politik, pasti Prabowo sudah memperhitungkan apakah ada pengaruhnya terhadap elektoral partainya. Kemungkinan besar Prabowo masih tes ombak dengan para kadernya apakah arus bawah dan elit serta sayap partai Gerindra lebih banyak menerima atau menolak Budi Arie. Ternyata jawaban itu sudah mulai muncul di berbagai daerah, termasuk juga kader Gerindra di Sumsel. Tapi, palu itu ada di tangan Prabowo, yang pasti secara matematika politik dan kekuatan tambahan elektoral tidak ada sama sekali apabila Budi Arie bergabung di Gerindra. Jadi mau pilih apa lagi Prabowo kalau sudah demikian, terkecuali ada hal lain yang memang tidak bisa Prabowo menolak Budi Arie," pungkas pria yang sudah tiga puluh tahun menekuni bidang survei opini publik di Indonesia ini dengan lantang.
Terakhir, pria yang bisa disapa dengan nama Iyan ini menambahkan, sikap Prabowo kedepan seharusnya jangan memantik "kemarahan" arus gelombang para kader partai Gerindra kedepan dengan menerima Budi Arie. Bukan tidak mungkin kalau ini terjadi maka para kader partai Gerindra akan meninggalkan partai yang selama ini mereka perjuangkan dari bawah. Orang-orang "masak karbitan" yang ingin masuk hanya memanfaatkan yang berkuasa harus dihindari betul oleh ketua umum partai Gerindra.
