Kemungkinan kedua, SPBU lainnya sedang kosong. Sehingga para pengendara mencari ke SPBU lain, salah satunya SPBU Talang Jawa.
BACA JUGA:SPBU Rambang Niru mengharuskan Mobil Ingin Beli Solar Wajib Beli Dexlite
BACA JUGA:Pastikan Takaran BBM, Uji Tera SPBU
Pengelola SPBU Kepur, Endang mengatakan, untuk penjualan solar sejauh ini masih normal. "Kalau ramai, ya biasa dan antrean memang panjang setiap harinya," ungkap dia.
Kata Endang, ada SPBU yang jual dexlite. “Tapi harganya kan lebih mahal. Karena itu, jalur solar selalu ramai setiap hari, pagi biasanya. Siang sudah habis," tambahnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muara Enim, Syaripudin mengatakan, total ada sembilan SPBU di Muara Enim. "Dari sembilan SPBU hanya 6 SPBU yang menjual bio solar," imbuhnya.
Di OKU Timur, antrean panjang kendaraan mengisi BBM subsidi jenis solar jadi pemandangan sehari-hari. Sering mengakibatkan kemacetan jalan di sekitar SPBU.
Seperti yang terlihat pada SPBU di Kotabaru, Kecamatan Martapura. Sejak pagi hingga siang mobil antre isi solar. Pemandangan yang sama juga terlihat di SPBU Sungai Tuha, SPBU di jalan lintas dan SPBU di perbatasan.
Kondisi itu juga menjadi keluhan para sopir truk. "Kurang tahu penyebabnya, yang jelas mengganggu aktifitas kita," cetus Dirman, seorang sopir truk barang.
Dia kadang harus antre sejak pukul 08.00 WIB, baru dapat solar pukul 12.00 WIB. Kadang harus menunggu lama lagi karena pasokan solar belum tiba.
"Saya mengantre solar ini untuk keperluan kerja sehari-hari truk ini, narik material dan bukan untuk dijual lagi. Jadi sebagian waktu habis untuk antre," bebernya.
Ia menambahkan, tanda stok solar habis, tidak ada antrean di SPBU. "Di Baturaja, Lampung juga sama kondisinya, banyak mobil-mobil mengatre solar," ujar dia.
Dirman berharap kepada pemerintah supaya BBM subsidi, khususnya solar bisa lancar dalam pembeliannya. " Kalau seperti ini terus, susah jadinya. Kadang harus keliling ke beberapa SPBU demi bisa beli solar subsidi," ucapnya.
Terpisah, Reza, sopir truk, ikut antre di SPBU Desa Celikah. "Solar di SPBU lain habis, jadi ke sini ikut antrean," katanya. Ia mengatakan, di SPBU Kota Kayuagung ada solar pagi sekitar 09.00 WIB dan malam pukul 18.00 WIB.
Setiap hari saat ada solar, pasti terjadi antrean mengular. "Saya kadang isi Rp250 ribu-Rp300 ribu, biar lumayan lama. Tidak tahan mau antre tiap hari,” bebernya.
Bagi yang tak kebagian malam, terkadang harus tidur di SPBU untuk tunggu pasokan pagi masuk. Pengelola SPBU Desa Celikah, Saudy Alvian mengatakan, untuk pengiriman solar lancar. “Cuma memang antreannya panjang. “Kita berusaha mengatur agar tertib dan tidak menimbulkan kemacetan,” imbuh dia,