JAKARTA - Gunung Marapi di Sumatera Barat mengalami meletus. Bahkan salah satunya di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dihujani abu vulkanik.
Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan asap abu letusan mencapai ketinggian 3 ribu meter dari puncak kawah. Dan, saat ini petugas berupaya mengevakuasi 42 pendaki yang masih berada di Gunung Marapi.
Sesuai data BKSDA erupsi Gunung Marapi terjadi Minggu (3/12)) sekitar pukul 14.54 WIB. Saat ini status Gunung Marapi berada di Level II atau waspada. Dengan status tersebut masyarakat dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk mendaki dengan radius 3 kilometer.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Bambang Wasito mengatakan, dari hasil perekaman seismograf PVMBG erupsi Gunung Marapi terdata amplitude maksimum 30 milimeter dan durasinya 4 menit 41 detik.
”Kolom abu tinggi ke atas terlihat dari Agam,” jelasnya. Saat ini tim BPBD sudah berada di dua titik lokasi terdekat dengan puncak. Yakni, Kecamatan Sungai Pua dan Kecamatan Canduang. ”Tim Pusdalops di dua lokasi ini untuk melakukan upaya bantuan ke masyarakat,” terangnya.
Sementara Tim Pusat Pengendali dan Operasi BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan mengatakan, hujan abu vulkanik telah terjadi di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Canduang. ”Hujan vulkanik turun dengan intensitas tinggi, membuat suasana Nagari Lasi pekat dan gelap,” ujarnya.
Hujan vulkanik juga terjadi di Kecamatan Sungai Pua. Namun, intensitas hujan vulkanik tersebut masih rendah. ”Kemungkinan dampak angina yang mengarah ke Kecamatan Canduang,” terangnya dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Dia mengatakan, tim telah membagikan masker ke masyarakat. Serta, menghimbau masyarakat tidak keluar rumah karena intensitas hujan vulkanik yang bisa mengganggu kesehatan. ”Mohon tetap di dalam rumah,” ujarnya.
Bagian lain, Plh Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti menjelaskan bahwa jumlah pendaki yang terdata naik ke Gunung Marapi mencapai 70 orang. Terdiri dari 57 pendaki naik dari pintu Batu Palano dan 13 pendaki naik dari pintu Koto Baru.
”Update hingga pukul 16.55 WIB, 13 pendaki yang masuk dari Koto Baru telah turun dan 13 orang pendaki dari pintu Batu Palano baru 15 pendaki,” jelasnya. Dengan begitu masih ada 42 pendaki dari pintu Batu Palano yang masih proses evakuasi atau diturunkan. Dia mengatakan, proses evakuasi pendaki masih terus dilakukan.
”Kami juga berupaya menghubungi para pendaki. Nanti informasi terbaru saya update,” ujarnya. Sementara itu, Tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam, Ade Setiawan menambahkan dari lokasi kejadian mengatakan hujan abu vulkanik itu turun dengan intensitas tinggi hingga membuat suasana Nagari Lasi menjadi sangat pekat dan gelap.
“Hujan abu cukup pekat dan gelap terjadi di Nagari Lasi, Canduang. Sekarang sudah berhenti,” ungkapnya. Saat ini, tim BPBD Kabupaten Agam bersama dengan PMI telah membagikan masker kepada masyarakat.
Warga juga diimbau tidak keluar rumah mengingat intensitas hujan abu vulkanik yang tinggi dan dapat berdampak pada kesehatan. “Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah,” kata Ade.
Sementara itu, hujan abu vulkanik juga terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Pua. Akan tetapi, intensitasnya rendah dengan durasi yang tidak terlalu lama. Hal itu diduga karena arah angin yang cenderung mengarah ke wilayah Kecamatan Canduang.
“Hujan abu di Sungai Pua tidak terlalu pekat. Karena arah angin ke menuju ke Canduang,” jelas Ade. Hingga saat ini, Tim BPBD Kabupaten Agam bersama PMI terus menyisir Kecamatan Sungai Pua dan Canduang guna antisipasi, kaji cepat dan berkoordinasi dengan para wali nagari. Belum ada laporan mengenai dampak korban jiwa maupun kerugian material dan aktivitas masyarakat tidak terganggu. (rf/jw)