SUMATERAEKSPRES.ID - Bergerak Serentak Wujudkan Pendidikan Berkualitas Terjangkau Berkarakter menjadi tema HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2023. Sangat mengena dengan kondisi sekarang. Salah satu persoalan, mahalnya biaya pendidikan.
Keluhan lain, tentang kesejahteraan guru yang sudah terlalu sering disuarakan. Terutama para guru honorer. Ketua PGRI Provinsi Sumsel, H Ahmad Zulinto SPd MPd mengatakan, sesuai tema HUT PGRI dan HGN 2023, bagaimana ke depan menciptakan pendidikan yang profesional.
"Artinya profesional itu, baik guru dan pelayanan gurunya, penyelenggaraan pendidikannya, pelayanan terhadap anak didik kita, harus profesional. Itu yang pertama," imbuhnya, kemarin.
Harapan yang kedua, pendidikan harus terjangkau. "Pendidikan itu sebenarnya tidak mahal. Tinggal bagaimana menciptakan pendidikan itu bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat," tambahnya.
Dengan kata lain, masyarakat yang kurang mampu, tidak mampu, kelas menengah dan kelas atas semua harus mengenyam pendidikan. Tidak dibeda-bedakan. "Maka pendidikan harus terjangkau. Keterjangkauan inilah yang harus diciptakan oleh pemerintah. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah supaya semua anak bisa sekolah," ungkap Zulinto.
Kemudian, pendidikan harus menjadikan anak-anak berkarakter. Bagaimana seorang guru membentuk karakter anak sehingga anak memiliki kepribadian yang baik ini. “Itu yang harus diciptakan oleh pendidikan saat sekarang dan ini sangat diperlukan," pungkasnya.
Yang penting lainnya, guru harus selalu meng-update ilmu. Sebab, pendidikan tidak statis. Sesuatu yang dinamis membutuhkan orang-orang yang hebat. “Guru yang hebat, guru yang baik, guru yang mampu beradaptasi terhadap perkembangan dunia pendidikan,” imbuh Zulinto.
Ia mencontohkan, sekarang era digitalisasi. Maka pembelajaran, sumber belajar dan semua yang terkait hampir sesuai berbasis digital. "Maka guru harus lebih berkreatif lagi berinovasi lagi dan juga guru harus adaptif terhadap perkembangan zaman sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,” tutur dia.
Proses pembelajaran juga tidak bisa lagi seperti dulu. “Jika anak salah, tidak harus selalu diberi hukuman dengan marah. Dalam kurikulum Merdeka Belajar, siswa diberikan keleluasaan untuk memahami dirinya. Ini harus kita lakukan. Maka guru harus selalu aktif dan ikuti perkembangan,” jelasnya.
Terlepas dari semua kemajuan, peran guru sampai saat ini tidak bisa digantikan. “Secanggih apa pun teknologi, guru masih tetap menjadi nomor satu," tandas Zulinto.
Untuk itu, pemerintah harus serius dalam mengatasi persoalan guru yang belum tuntas hingga saat ini. Terutama yang berkaitan dengan karier, status dan kesejahteraan. “Guru sejahtera, insya Allah masa depan anak bangsa akan baik. Kehidupan bangsa juga jadi lebih baik dengan generasi muda yang berkarakter dan berbudi pekerti," tandasnya. (nni/)