"Saya tentu bertanya 40 tahun mengabdi di lembaga Polri, tapi kemarin saya harus bertanya, apa benar saya pernah mengabdi di sana? Dan mengapa markas besar itu terasa asing bagi saya," keluh Firli dalam konferensi pers, Senin pagi (20/11).
BACA JUGA:KPK Resmi Tahan Mantan Mentan SYL, Polda Metro Jaya Periksa Ajudan Ketua KPK Firli BahuriBACA JUGA:Usai Ketemu Presiden Jokowi, Mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo Beri Pernyataan Ini
BACA JUGA:Segerakan Revolusi Pertanian di OKI, Begini Strategi Mentan Andi
Mantan Kapolda Sumsel itu, bicara mengenai situasi batinnya kala itu.
“Itulah yang bergejolak di batin saya saat 16 November 2023. Saya bermaksud menyampaikan perasaan ketidakadilan itu ada, dirasakan. Dan benar adanya," tambahnya.
Pada kesempatan kemarin, Firli Bahuri kembali menegaskan sebagai aparat penegak hukum dia tidak pernah memeras siapapun.
”Firli Bahuri tidak pernah memeras atau menerima gratifikasi dari siapapun,” tegas pria asal Kabupaten OKU, Sumsel, itu.
BACA JUGA:Geledah Rumdin Mentan hingga Malam
BACA JUGA:Geledah Rumah Mentan, KPK Temukan Puluhan Miliar dan Senjata Api
Firli Bahuri juga mengungkit soal penggeledahan yang dilakukan penyidik Ditreskrimsus PMJ olda Metro Jaya pada kasus dugaan pemerasan terhadap SYL.
Dia menyebut, menerima surat izin penggeledahan yang saat itu tertuju dengan untuk 5 rumah.
Firli Bahuri mengatakan, para pemilik rumah itu jadi merasa terganggu.
“Rekan-rekan pasti mengikuti ada tiga rumah yang menjadi sorotan, dianggap rumah Firli, padahal itu bukan rumah Firli," cetus Firli.
Firli Bahuri juga angkat bicara, sopal reaksinya menutup wajahnya menggunakan tas, usai diperiksa di Bareskrim Polri, Kamis lalu (16/11).
TUTUPI WAJAH : Ketua KPK Firli Bahuri tutup wajahnya pakai tas di dalam mobil, hindari kamera awak media, usai dia menjalani pemeriksaan oleh polisi, kemarin. FOTO: NET--