GAZA–Pemandangan menyayat hati terpampang nyata di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza. Pusat kesehatan itu berubah menjadi kuburan massal.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Hamas mengungkapkan, ada banyak sekali mayat di semua departemen.
Para pasien kehilangan nyawa karena kekurangan pasokan obat-obatan, listrik, dan air bersih.
”Setidaknya ada 60 jenazah di depan kamar mayat. Mereka akan dimakamkan di halaman dalam rumah sakit,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Hamas tersebut.
BACA JUGA:Hancurkan RS Indonesia di Gaza, Ini Dalih Israel, Indonesia Kutuk Keras
BACA JUGA:Israel Serang RS Indonesia di Gaza, 12 Orang Tewas, 2 Dokter Terluka, 3 WNI Hilang Kontak
Tidak diketahui pasti apakah itu mayat para pasien atau korban serangan Israel yang kini mengepung RS Indonesia. Sebab komunikasi di seluruh Gaza masih terbatas.
Kementerian Kesehatan juga menyatakan semua rumah sakit di Gaza Utara kini tidak berfungsi lagi.
Beberapa pihak mengecam tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang mengepung RS Indonesia. Padahal, sebelumnya mereka telah memporak-porandakan RS Al Shifa.
Presiden MER-C Sarbini Abdul Murad bahkan sampai menulis surat terbuka kepada Presiden AS Joe Biden.
BACA JUGA:Israel Kembali Tolak Resolusi Dewan Keamanan PBB, AS Dukung Israel
BACA JUGA:INI Dia, Isi Resolusi Lengkap KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab Terkait Agresi Zionis Israel pada Palestina
MER-C merupakan badan amal yang membantu berdirinya RS Indonesia di Gaza. Dalam surat itu, dia menyayangkan keberpihakan Biden pada Israel.
Menurutnya, Biden telah menghancurkan aturan main internasional, menghina otoritas PBB, mengoyak rasa keadilan, dan melukai nilai-nilai kemanusiaan serta mencoreng wajah peradaban manusia.
MER-C menyerukan segera ada gencatan senjata. ”Kami bangsa Indonesia dan juga masyarakat dunia akan terus mendukung perjuangan pembebasan tanah Palestina dari penjajahan Zionis Israel,” bunyi MER-C dalam surat tersebut.
Dalam 11 hari terakhir, tiga relawan Indonesia di RS Indonesia di Gaza tidak bisa lagi dihubungi. Entah bagaimana kondisi mereka saat ini.
BACA JUGA:22 RS di Gaza Tak Bisa Beroprasi Lagi, Banyak Korban Tak Tertolong. Gaza Nasib Mu…
Israel menyerang RS Indonesia pertama pada Senin (20/11) pukul 02.30. Setidaknya 12 orang tewas dan puluhan luka-luka.
Setelah itu, tank-tank milik IDF terus mendekat dan mengepung rumah sakit tersebut.
Israel mengatakan bahwa pihaknya merespons tembakan musuh dari dalam rumah sakit yang menargetkan pasukan mereka.
Versi Israel, tidak ada peluru yang ditembakkan ke arah rumah sakit. Namun, kenyataan di lapangan berbeda.
Video yang diambil jurnalis Palestina dan diverifikasi oleh The New York Times menunjukkan pemandangan kehancuran di bangsal rumah sakit pada hari Senin.
BACA JUGA:SEDIH, Korban Meninggal Dunia di Gaza Kini Lebih Dari 11.800 Orang. Ini Rinciannya!
BACA JUGA:Makin Edan, Israel Hancurkan Rumah Sakit dan Sekolah di Gaza, Korban Tewas Capai 11.078 Orang
Tampak mayat-mayat dan puing-puing berserakan di mana-mana. Video lainnya memperlihatkan posisi tank-tank Israel dalam jarak beberapa ratus meter dari RS Indonesia.
”Mungkin saja apa yang terjadi di RS Al Shifa juga akan terjadi pada kami,” kata administrator RS Indonesia. Tampak para pasien yang menggunakan ventilator dan dalam kondisi kritis mencoba bertahan.
”Mengevakuasi mereka akan sangat rumit tanpa koordinasi dengan organisasi kemanusiaan dan militer Israel,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan mengatakan mereka telah berhubungan dengan Komite Palang Merah Internasional mengenai kemungkinan evakuasi korban luka.
BACA JUGA:GILA, Menteri Israel Ini Ancam Gunakan Bom Nuklir ke Gaza. Begini Reaksi Arab Saudi!
BACA JUGA:9.500 Orang di Gaza Tewas, 3.900 Anak-Anak. Israel Menggila, PBB Where Are U?
Namun, organisasi tersebut juga menyatakan bahwa hal itu akan sangat sulit dan rumit. WHO mengaku terkejut dengan serangan ke RS Indonesia.
Mereka menegaskan, petugas kesehatan dan warga sipil tidak boleh mengalami kengerian seperti itu, terutama saat berada di dalam rumah sakit.
WHO mengungkapkan bahwa saat ini tak satu pun dari 36 rumah sakit di Gaza yang cukup berfungsi untuk menangani kasus trauma kritis atau melakukan operasi.
Padahal, pasien yang membutuhkan perawatan medis terus meningkat setiap hari. Dari 11 fasilitas medis di bagian selatan Jalur Gaza, 4 di antaranya tidak berfungsi.
BACA JUGA:Pilih Bertahan di Gaza, Begini Nasib 3 Relawan asal Indonesia!
BACA JUGA:Tewaskan Lebih 4.000 Orang Palestina. Tak Menyingkir Dicap Teroris, Warga Gaza Malah Bilang Begini
Sedangkan sisanya hanya dapat menyediakan layanan dasar yang menjadikannya lebih mirip klinik komunitas dibandingkan rumah sakit besar.
Sekjen PBB Antonio Guterres kembali menyerukan gencatan senjata. ”Kita telah menyaksikan pembunuhan warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam konflik apa pun sejak saya menjabat,” cetusnya.
Saat ini, korban jiwa akibat serangan Israel di Jalur Gaza sudah mencapai 13.300 orang dan akan terus bertambah. Para korban didominasi perempuan dan anak-anak.
Termasuk 50 jurnalis yang tewas selama konflik ini berlangsung. Kemarin, dua jurnalis kembali dilaporkan dibunuh dengan sengaja oleh Israel saat meliput pertempuran dengan Hizbullah. (*/)