PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Enam minggu setelah perang di Gaza, serangan Israel terhadap rumah sakit hampir menjadi motif konflik.
Meskipun kamp pengungsi, sekolah dan gereja juga tidak luput dari serangan.
Setidaknya 21 dari 35 rumah sakit di Gaza, tidak berfungsi sama sekali, dan yang lainnya rusak serta kekurangan obat-obatan dan persediaan penting.
Pada hari Minggu (19/11), 31 bayi prematur dievakuasi dari RS Al-Shifa ke Rafah di selatan Jalur Gaza.
BACA JUGA:Israel Serang RS Indonesia di Gaza, 12 Orang Tewas, 2 Dokter Terluka, 3 WNI Hilang Kontak
Setelah berminggu-minggu diberi susu formula yang dicampur dengan air yang terkontaminasi, tanpa inkubator yang mati karena kekurangan bahan bakar. Setidaknya 8 bayi telah meninggal.
Senin pagi (20/11) waktu setempat, giliran RS Indonesia di Beit Hanoun, sebuah kota di tepi timur laut Jalur Gaza, yang mereka hancurkan.
Tank dan kendaraan militer Israel bergerak ke RS Indonesia, menembakkan peluru artilerinya.
Pasukan zionis Israel itu juga menembak siapa saja yang bergerak di sekitar area tersebut.
BACA JUGA:22 RS di Gaza Tak Bisa Beroprasi Lagi, Banyak Korban Tak Tertolong. Gaza Nasib Mu…
BACA JUGA:SEDIH, Korban Meninggal Dunia di Gaza Kini Lebih Dari 11.800 Orang. Ini Rinciannya!
Mereka mengerahkan penembak jitu di atap gedung dekat rumah sakit, mencegah ambulans mendekati rumah sakit untuk mengangkut korban luka-luka.
Para dokter dan staf medis diperingatkan bahwa mereka harus pergi – dengan atau tanpa pasien yang membutuhkan.
Padahal, sejumlah tenaga medis yang dievakuasi dari RS Al-Shifa dipindahkan ke RS Indonesia.