PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan menggugah kesadaran masyarakat terkait ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda wilayah ini pada Minggu, 12 November 2023.
Peringatan ini mencakup potensi hujan sedang hingga lebat, petir, dan angin kencang dengan durasi singkat.
Sejak Sabtu, 11 November 2023, BMKG telah merilis peringatan ini, menyoroti wilayah yang mungkin terdampak, terutama pada siang sore di OKU Selatan, Muara Enim, Lahat, Empat Lawang, Musi Rawas, OKU, dan Prabumulih.
Pada malam dini hari, wilayah yang diperkirakan terpengaruh mencakup Palembang, Ogan Ilir, OKU Timur, Banyuasin, OKI, Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara, OKU, dan Prabumulih.
BACA JUGA:Jangan Sampai Atap Bocor! Lakukan 8 Hal Ini Sebelum Musim Hujan Tiba
Selain peringatan cuaca, BMKG Provinsi Sumatera Selatan juga menyajikan prediksi awal masuknya musim hujan untuk bulan November 2023.
Meskipun demikian, BMKG menekankan bahwa awal musim hujan tidak akan terjadi serentak di seluruh wilayah, mengingat keragaman iklim Indonesia.
Nandang Pangrawibowo, Koordinator Data dan Informasi BMKG Provinsi Sumatera Selatan, menjelaskan bahwa awal musim hujan diperkirakan akan dimulai di wilayah barat, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat bagian tengah, dan sebagian Kepulauan Riau.
Puncak musim hujan diperkirakan pada Januari dan Februari 2024, dengan hujan merata di hampir seluruh wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.
BACA JUGA:All Out Keruk Drainase Jalan Protokol, Lembur hingga Tengah Malam, Antisipasi Banjir Pascahujan
BMKG juga mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersiap menghadapi dampak musim hujan, terutama di wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan di atas normal.
Walaupun sebagian besar wilayah Sumatera Selatan diharapkan mulai menerima hujan pada awal November, Kepala Statklim BMKG Sumatera Selatan, Wandayantolis, menekankan bahwa hujan tersebut belum merata dan belum mencukupi untuk mengatasi semua masalah kebakaran hutan. (*)