Banyak pemainnya dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Dengan jumlah 44 juta pelajar dan mahasiswa 6.349.941 juta jiwa, kalangan ini merupakan pasar potensial alias sasaran empuk judi online.
Apalagi, meski terpelajar tapi masih banyak yang berpikiran labil. Tidak menyadari judi online ini sudah dirancang sedemikian untuk membuat mereka ketagihan dengan sistem yang sangat berbeda dengan judi tradisional.
Kalau judi tradisional, terlihat kasat mata siapa lawannya karena mereka berhadapan langsung. Namun, judi online menggunakan teknologi untuk memanipulasi pelaku judi.
BACA JUGA:Blokir Rekening Terlibat Judi Online
BACA JUGA:Uang Setoran Indomaret, Jadi Modal Judi Online
Dengan cara memberikan kemenangan di awal permainan dengan mudah. Dan, sang korban akan ketagihan berharap akan menang dan menang. Tanpa disadari mereka sudah kecanduan sehingga sulit untuk berhenti.
Masifnya promosi judi online memang sulit dibendung. Banyak pihak yang menyebarkannya. Termasuk dari kalangan selebgram, artis hingga Youtuber.(*)