Saat Menumpang Angdes, Videonya Viral di Medsos
MURATARA – Sejumlah siswi SMA Surulangun Rawas, Muratara, yang pulang sekolah menumpang angkutan desa (angdes), menjerit histeris. Sebab mereka dapat kekerasan oleh sekelompok pria, saat melintasi Desa Pangkalan, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara.
Video amatir histerisnya para siswi SMA itu, diunggah ke media sosial oleh akun Tara Yusnit. Pada unggahannya, menyebut aksi pengeroyokan terhadap pelajar SMA itu saat diserang sejumlah kelompok pemuda secara berutal.
BACA JUGA:Pengeroyokan Adik Bupati Muratara Hingga Tewas, Rumah Pelaku Diamuk Warga
BACA JUGA:Cerita Panjang Kasus Pengeroyokan Mahasiswa UIN Berujung Damai, Kok Bisa?
Dalam unggahan itu, dia menginformasikan telah terjadi perundungan dan pemukulan terhadap anak di bawah umur. Pelajar kelas 1 SMA Surulangun, warga Desa Pangkalan.
"Yang mengakibatkan anak di bawah umur alami cidera fisik, berupa memar. Benjol kepala dan trauma psikis. Semoga tidak terjadi kasus perundungan di Muratara, dan kasus ini cepat diselesaikan aparat kepolisian," tulisnya.
Unggahan vidio itu mendapat ramai tanggapan dari beragam lapisan masyarakat. Sementara itu, Camat Rawas Ulu, Yusnadi saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden pengroyokan terhadap pelajar, yang terjadi di wilayah Desa Pangkalan, Kecamatan Rawas Ulu.
”Itu kejadiannya kemarin (Senin, 30/10), di Desa Pangkalan. Saya sudah koordinasi dengan pihak kepolisian dan Pemdes setempat, untuk menuntaskan masalah ini," ungkapnya, kepada Sumatera Ekspres, kemarin.
BACA JUGA:Tersangka Bisa Live Instagram, Korban Pengeroyokan Mahasiswa UIN Sakit Hati
Yusnadi menjelaskan, dalam video dengan durasi 1 menit itu manampilkan 3 pemuda melakukan penyerangan secara brutal. Para pelajar itu dalam angkutan desa, hendak pulang sekolah.
Hanya saja, dia belum bisa memastikan, siapa korban, maupun pelaku yang terekam dalam video itu. "Info di lapangan, itu sesama pelajar, antara pelajar SMA dan pelajar SMK. Nanti saya dengan pak Kapolsek dan komandan Danramil,” sebutnya.
Lanjut Yusnadi, mereka akan ke Desa Pangkalan, sekaligus mengecek suasana Pilkades. “Kami akan panggil kedua belah pihak (sekolah), yang dipukul maupun pelaku yang memukul," jelasnya.
Dia sangat menyayangkan, aksi brutal yang dilakukan sejumlah pemuda tersebut. Karena bisa berdampak ke ranah kekerasan maupun pidana. "Kami mau cek dulu, itu sudah berdamai atau belum, atau dilaporkan ke pihak kepolisian," ulasnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Sopian Hadi, mengaku belum tahu saat dikonfirmasi mengenai hal itu. “Kami masih di wilayah Desa Belani, Rawas Ilir, melakukan monitoring dan pengamanan Pilkades. Informasinya akan kami atensi,” singkatnya.