JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Jemaah calon haji (JCH) yang masuk estimasi keberangkatan 2024 harus sudah mulai mempersiapkan diri. Khususnya soal kesehatan.
Sebab, screening atau pemeriksaan kesehatan akan dimulai bulan depan (November, red).
Sekretaris Forum KBIH Sumsel, H Fery Munandar, mengatakan, kebijakan pemerintah lebih awal mengadakan pemeriksaan kesehatan untuk jemaah haji merupakan langkah baik.
“Artinya, baik jemaah maupun Kemenag serta Kemenkes dan pihak terkait lain sudah mengetahui lebih awal kesehatan tiap jemaah yang akan berangkat,” bebernya.
BACA JUGA:ALHAMDULILLAH. Kuota Haji 2024 Bertambah 20 Ribu. JCH Waiting List Siap–Siap Berangkat
BACA JUGA:Regulasi Baru, Pisahkan Jemaah Haji Reguler dan Furoda
Jika memang tidak memenuhi syarat, memang lebih baik tidak berangkat. “Tapi kan ada waktu. Sejak pemeriksaan kesehatan awal sampai pelunasan. Jemaah yang tidak sehat, punya waktu untuk berobat dulu,” imbuhnya.
Namun, ia menilai untuk mulai pemeriksaan kesehatan awal November terlalu cepat. “Siapa saja jemaah yang masuk porsi keberangkatan belum tahu. Ini sudah tinggal seminggu jelang awal November. Kalau Desember, sepertinya pas kalau mulai periksa kesehatan,” tukasnya.
Saat ini, Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang menyusun kebijakan baru terkait istitha'ah atau kemampuan dari sisi kesehatan.
“Rencananya awal November pelaksanaan screening kesehatan sudah dapat dilakukan,” kata Direktur Bina Haji dan Umrah Kemenag Arsad Hidayat dalam Mudzakarah Perhajian yang diselenggarakan Ditjen PHU Kemenag kemarin (24/10).
BACA JUGA:Istitha’ah Makin Ketat, Jemaah Haji Direkomendasikan Jalani Pemeriksaan Fisik dan Psikologis
Kata Arsad, jemaah akan menjalani dua kali pemeriksaan kesehatan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini. Jika dinyatakan kurang sehat, masih ada waktu untuk penanganan kesehatan jemaah tersebut. Kalau pada pemeriksaan kedua dinyatakan sehat atau memenuhi ketentuan istitha'ah kesehatan, barulah jemaah itu bisa melunasi biaya haji.
“Kalau dua kali pemeriksaan awal tetap tidak memenuhi istitha’ah kesehatan, maka tidak bisa melakukan pelunasan Bipih,” bebernya.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Liliek Marhaendro Susilo menuturkan pelaksanaan haji tahun ini (2023) jadi pelajaran berharga. Angka kematian jemaah haji Indonesia mencapai 774 orang. Jauh lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.
Salah satunya, faktor sejumlah penyakit yang diderita jemaah haji tahun ini. Yaitu pneumonia, penyakit paru obstruksi kronik, infark miokard akut, dan penyakit jantung koroner. Kemudian gagal jantung, stroke, dan dispnea.