Menurut Sutrisno, pihak BKSDA Sumsel melalui Muhammad Hafidz Zyen, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Samapta Polda Sumse.
"Karena menurutnya, beruang madu termasuk salah satu satwa yang dilindungi. Apalagi ini masih anakan, yang terpisah dari induknya," pungkas Sutrisno.
BACA JUGA:Wah, Begini Reaksi Anak-Anak Tulung Selapan, Menyambut Helikopter Kapolda Mendarat
BACA JUGA:Karo Ops Terjeblos Lumpur Kanal Kering, Masih Ada Potensi Air. Kapolda Minta Buat Embung Tambahan
Dari laman wikipedia, diketahui beruang madu termasuk familia Ursidae. Merupakan jenis beruang paling kecil, dari 8 jenis beruang yang ada di dunia.
Beruang madu ini, fauna khas provinsi Bengkulu. Meski banyak pula tersebar di hutan wilayah Sumsel.
Beruang madu dewasa, panjang tubuhnya bisa mencapai 1,4 meter. Tinggi punggung 70 cm, dengan berat berkisar 50-65 kg.
Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya hitam. Matanya berwarna cokelat atau biru.
BACA JUGA:Terjunkan Samapta Presisi, Cyber Patrol dan Hunting
BACA JUGA:Perpanjang Tanggap Darurat Karhutla OKI
Selain itu hidungnya relatif lebar, tapi tidak terlalu moncong.
Jenis bulu beruang madu adalah yang paling pendek dan halus, dibandingkan beruang lainnya.
Berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna oranye yang dipercaya menggambarkan matahari terbit.
Berbeda dengan beruang madu dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut, tipis dan bersinar.
Karena hidupnya di pepohonan, maka telapak kaki beruang ini tidak berbulu.
Sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48 km per jam, dan memiliki tenaga yang sangat kuat.