PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Kanker serviks menjadi posisi dua kanker yang paling mematikan di Indonesia setelah kanker payudara.
Kanker serviks, adalah kondisi terjadinya tumor yang bersifat ganas di leher rahim (serviks) atau pertumbuhan yang tidak normal.
Menurut Dr MA Yenni Indriani Sp OG, kanker serviks ini disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) .
Human Papilloma Virus (HPV) biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi. Infeksi ini dapat menetap, berkembang menjadi displasi atau sembuh sempurna.
Ada dua golongan HPV yaitu HPV risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik yaitu utamanya tipe 16, 18, dan 31, 33, 45, 52, 58, sedangkan HPV risiko rendah atau HPV non-onkogenik yaitu tipe 6, 11, 32, dsb.
“Nak kanker serviks ini disebabkan HPV risiko tinggi,” katanya pada KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) Talks beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dokter spesialis obtetri dan genekologi RS Bari Palembang ini mengatakan, banyak pasien yang datang sudah dalam kondisi stadium lanjut atau sudah menyebar.
“Lebih dari 10 persen pasien yang datang sudah stadium lanjut,” ujar wanita berhijab ini. Padahal, kata dia, kaker serviks ini tidak akan muncul secara tiba-tiba.
Butuh waktu 10 hingga 20 tahun bagi seseorang untuk mengidap kanker serviks.
Dokter yang juga berpraktik di RS Hermina Palembang dan RSIA Budi Indah ini mengatakan, ada beberapa gejala yang menunjukkan seseorang itu mengidap kanker serviks.
“Namun yang paling sering adalah jika seseorang mengalami perdarahan di luar siklus haid,” katanya.
Perdarahan itu dapat terjadi pada orang yang sudah menopause.
Atau juga perdarahan saat melakukan hubungan seksual. Gejala lainnya adalah keputihan berat.
Yakni kondisi keputihan yang dialami berwarna seperti susu atau bahkan berwarna hijau dan berbau tidak sedap.
Atau bahkan keputihanyang dialami bercampur darah. “Karena, keputihan yang normal warnanya bening dan tidak berbau busuk,” katanya.