Refleksi HUT Kota Prabumulih ke-22, Jaga Marwah Kota Migas dan Kota Nanas

Minggu 15 Oct 2023 - 23:02 WIB
Reporter : Dian Cahyani
Editor : Rian Sumeks

"Untuk 1 kali goreng, bisa memuat 5-6 kg buah nanas dengan pengaturan suhu sendiri. Waktu penggorengan juga bisa memakan waktu 2,5 - 3 jam," ujar Siska Antoni, Ketua Kelompok Tani Karya Muda.

Sambil memandori para Ibu-Ibu bekerja, Ateng (sapaan akrabnya, red) pun tak segan memperlihatkan keripik nanas yang sudah diolah dan dikemas. "Sebelumnya, kita siapkan buah nanas pilihan yang berasal dari agrowisata," lanjutnya.

Belum genap satu tahun pihaknya berinovasi hingga menemukan resep keripik nanas Sekance. Namun, baru sekarang diproduksi secara massal. "Perhari kita bisa produksi 100-500 pcs keripik saja, sehubung kapasitas kita belum besar," terangnya mengaku 1 keripik dijual seharga Rp15 ribu/pcs dengan berat bersih 100 gram.

 Untuk bahan baku yang digunakan, biasanya perminggu menghabiskan 1000 buah nanas grade C yang sudah asli matang pohon tanpa dibuat / rekayasa masak nya.

Adapun pangsa pasar nya saat ini baru di lokal dan beberapa dijual secara online. "Saat ini kita melakukan bahan-baku dengan mengelola dari kelompok tani kita dan meresonasi menggandeng tengkulak petani nanas di Prabumulih ataupun kelurahan Karang Jaya namun belum bisa banyak menyerap karena kapasitas produksi belum memadai hanya sampai 5-6 kg buah nanas perhari," bebernya.

Disinggung bagaimana dengan peranan pemerintah ? Ateng mengaku untuk rumah produksi saat ini sudah disupport pemerintah dan sudah dibantu. "Makanya kita targetkan untuk tingkat kapasitas kita dari hasil ini bisa membeli alat lebih besar," jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kota Prabumulih, Alfian SP mengatakan, di Prabumulih masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai petani. Mulai dari petani karet, petani sawit dan petani nanas. 

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Prabumulih, kebun karet di Prabumulih mempunyai luasan 19.000 ha yang tersebar di berbagai kecamatan.

Kebun sawit sekira 800 ha yang ada di Desa Karya Mulya dan sekitarnya dan baru 420 ha kebun nanas yang ada di Patih Galung, Karang Jaya, Pangkul, Sungai Medang dan Jungai. Ada pula bahan baku penyangga dari Kabupaten OI, Pali dan Muara Enim.

Menurutnya, khusus 420 ha kebun nanas di kota nanas, semuanya produktif. "Bahkan, tahun ini kita mendapatkan 10 ha bantuan bibit nanas dari pusat yang akan dibagikan kepada kelompok tani di Karang Jaya dan Prabumulih Selatan," jelasnya.

Dengan adanya pengembangan daun serat nanas yang sedang digalakkan, pihaknya berharap kedepan sudah ada usaha monokultur nanas yang sekarang sudah ada ditemukan di Kelurahan Karang Jaya dan Desa Pangkul yang artinya bahan baku nanas banyak.

Dijelaskan Alfian, 200 kg serat daun nanas perbulan yang diproduksi para petani se-kota Prabumulih. Dimana, 100 kg daun nanas bisa menjadi 3 kg serat daun nanas.

"Jadi kita butuh banyak daun nanas untuk diolah menjadi serat daun nanas dan sebagian lagi sudah ada UMKM yang mengolah serat daun nanas menjadi pakaian, bisa kerajinan seperti tas, tempat tisyu, tempat lampu gantung dan macam-macam inovasi. Kita juga masih terus mengekspor serat daun nanas yang dilakukan koperasi Miwa Pineapple," bebernya.

Bagaimana dengan Prabumulih Kota Migas ? Direktur Utama (Dirut) Petro Prabu, Azhari Harun menyebutkan angka pengguna gas kota sudah berada di atas 90 persen dari total seluruh rumah penduduk di Prabumulih. Baik di Perkotaan hingga ke pelosok desa, semuanya sudah merasakan gas kota.

Bahkan, pemasangan gas kota juga dilakukan secara gratis dan tidak dipungut biaya. "Untuk itu kita imbau kepada pengguna gas kota untuk membayar tagihan tepat waktu," sebutnya.

Hanya saja, seiring perkembangannya. Pengelolaan gas kota terbagi dua dengan Pertagas dimana sejak tahun 2023 awal, pembayaran tagihan gas kota yang dulunya dikelola Petro Prabu, beralih ke Pertagas dan beberapa gerai yang sudah menjalin kerjasama. 

Kategori :